Edukasi Pasien Brakhiterapi
Pada edukasi pasien yang akan menjalani brakhiterapi, sampaikan bahwa pasien akan diberikan alat yang dimasukkan ke dalam tubuhnya untuk memberikan paparan radiasi. Sampaikan bahwa paparan radiasi ini dapat bertujuan kuratif, adjuvant, ataupun paliatif sesuai dengan kondisi klinis pasien. Saat ini tindakan brakhiterapi belum tersedia secara luas di Indonesia, dan hanya terbatas pada pusat-pusat layanan medis besar saja.
Jelaskan pada pasien bahwa dokter akan memasukkan aplikator dan bahan radioaktif secara bedah. Sampaikan bahwa pasien akan menjalani anestesi untuk melakukan prosedur insersi tersebut. Jelaskan adanya persiapan khusus jika diperlukan, misalnya penghentian terapi antikoagulan seperti apixaban, atau injeksi heparin subkutan pada pasien dengan riwayat deep vein thrombosis.
Sampaikan perlu-tidaknya pasien dirawat inap. Pada beberapa kasus pemasangan brakhiterapi permanen, pasien dapat pulang di hari yang sama dari tindakan. Pada pemasangan brakhiterapi temporer, pasien umumnya memerlukan rawat inap untuk pemasangan, paparan radiasi, serta pelepasan perangkat. Pada pasien yang mendapat dosis laju rendah, pasien umumnya dapat pulang. Sementara itu, pasien yang mendapat dosis laju tinggi umumnya memerlukan perawatan inap.
Yakinkan pasien dan keluarganya bahwa risiko paparan radiasi dari perangkat terhadap orang di sekitar pasien adalah minimal. Meski demikian, anjurkan keluarga untuk menjaga jarak, terutama untuk anak dan ibu hamil.[16]
Bepergian dengan Pesawat
Edukasi pasien yang akan bepergian dengan pesawat terbang bahwa implan brakhiterapi dapat menyalakan alarm pada area pemeriksaan bandara. Pasien yang akan bepergian dalam 3-4 bulan setelah pemasangan brakhiterapi mungkin akan memerlukan surat-surat khusus untuk menerangkan tanggal perawatan, dosis dan bahan radioaktif, serta kontak dari pusat layanan kesehatan yang melakukan tindakan.[17]