Teknik Eksisi Tumor Jinak Kulit
Teknik eksisi tumor jinak kulit dilakukan dengan beberapa persiapan, baik sebelum hingga sesudah tindakan. Sebelum tindakan, pasien perlu mendapatkan penjelasan untuk mendapatkan informed consent. Prosedur harus dilakukan dengan tepat untuk mencegah komplikasi.
Persiapan Pasien
Pasien harus diberikan edukasi dan pemeriksaan sebelum tindakan. Edukasi termasuk dalam prosedur mendapatkan informed consent, yaitu penjelasan mengenai alur atau proses tindakan, risiko atau komplikasi yang dapat terjadi, hingga tata laksana setelah tindakan.
Pemeriksaan sebelum tindakan termasuk riwayat alergi terhadap obat anestesi, gangguan perdarahan, kondisi yang berkaitan dengan imunosupresi, serta riwayat keloid atau parut hipertrofik pada pasien atau keluarga.[1,4,7]
Peralatan
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam tindakan eksisi tumor jinak berupa:
- Pegangan scalpel dan scalpel no 11
- Pinset anatomis dan pinset chirurgis
- Needle holder
-
Needle dan benang jahit non-absorbable
- Gunting lancip-lancip bengkok dan gunting lancip-tumpul
- Klem mosquito dan klem kocher
- Retraktor
- Duk steril
- Spuit 1 mL dan obat anestesi lokal (lidokain atau bupivakain)
- Povidone iodine dan cairan alkohol 96% untuk desinfeksi area tindakan
- Kassa steril dan plester penutup luka
- Cairan normal salin untuk mencuci bekas tindakan
- Salep antibiotik[1,7]
Posisi
Posisi pasien saat dilakukan eksisi dapat duduk atau berbaring, baik supinasi maupun pronasi, tergantung area yang akan dilakukan tindakan.[1,7]
Prosedur
Langkah-langkah melakukan tindakan eksisi tumor jinak kulit adalah:
- Mempersiapkan pasien dalam posisi yang nyaman
- Menandai area operasi kulit yang akan dilakukan eksisi, berbentuk elips dengan rasio panjang dan lebar sebesar 3:1, disesuaikan dengan garis kulit
- Mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril
- Melakukan desinfeksi area operasi dengan povidone iodine dan cairan alkohol 96% dengan putaran dari dalam ke luar
- Menutup area operasi dengan duk steril
- Menyuntik anestesi lokal lidokain atau bupivakain intrakutan/subkutan, pada sekeliling tumor atau garis batas eksisi
- Memulai tindakan insisi setelah efek anestesi mulai beraksi, yaitu pasien tidak merasakan nyeri
- Meregangkan kulit sekitar area operasi dengan menaruh ibu jari dan jari telunjuk di sekitar kulit yang akan di eksisi
- Melakukan sayatan elips sejalan dengan garis kulit tempat yang akan disayat, dengan memegang scalpel tegak lurus dari kulit
- Melakukan pemotongan dengan scalpel hingga subkutan, bergerak sesuai dengan garis yang sudah ditandai
- Memegang kulit pada tepi tumor tanpa menjepit keras jaringan dengan pinset chirurgis, kemudian melakukan eksisi dengan mengambil tumor kulit bersama jaringan subkutan
- Menandai specimen dengan benang jahit untuk keperluan pemeriksaan patologi anatomi
- Melakukan penekanan pada area perdarahan, jahit, atau elektrokoagulasi untuk mengurangi jumlah perdarahan
- Menjahit batas luka dengan benang jahit non-absorbable
- Membersihkan luka dengan kassa steril yang telah dibasahi dengan cairan normal salin
- Memberikan salep antibiotik pada luka bekas operasi
- Menutup bekas luka operasi dengan kasa steril dan plester penutup luka[1,7]
Follow Up
Rekomendasi perawatan luka setelah eksisi tumor jinak kulit bervariasi. Namun, beberapa langkah sederhana yang dapat dikerjakan adalah:
- Luka pasca eksisi dapat dioleskan pelembab petrolatum putih sebelum ditutup kasa, agar kasa tidak lengket
- Balutan penutup luka dapat dilepas setelah 24‒48 jam, dan saat luka sudah kering maka pasien dapat mandi seperti biasa
- Balutan penutup luka dapat dibuka untuk dibersihkan dengan air dan sabun, kemudian dapat ditutup kembali hingga luka kering[4,5]
Jika diperlukan maka pasien dapat diberikan analgesik, seperti paracetamol, ibuprofen, atau asam mefenamat, untuk meredakan rasa nyeri pasca eksisi.[2,5]