Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Skin Test general_alomedika 2023-07-31T09:58:20+07:00 2023-07-31T09:58:20+07:00
Skin Test
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Skin Test

Oleh :
dr. Apri Haryono Hafid
Share To Social Media:

Teknik skin test melibatkan 3 macam uji utama yaitu uji intradermal, uji tusuk, dan uji tempel. Prinsip pemeriksaan adalah dengan memberi paparan alergen pada pasien untuk mengetahui apakah timbul reaksi hipersensitivitas. Pemeriksaan ini dapat dimanfaatkan dalam manajemen berbagai penyakit, termasuk dermatitis atopik, dermatitis kontak, anafilaksis, asthma, dan rhinokonjungtivitis alergi.

Uji Intradermal

Secara prinsip, uji intradermal dilakukan dengan memasukkan bahan yang akan diperiksa ke intradermal. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mengetahui apakah pasien memiliki alergi terhadap suatu obat sebelum pemberian obat. Uji intradermal dapat digunakan sebelum pemberian berbagai obat injeksi yang berpotensi menyebabkan alergi, seperti penicillin, insulin, dan serum antitetanus.

Persiapan

Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan dengan langkah berikut:

  1. Tentukan obat yang akan diujikan
  2. Larutan Phenolated saline (0,5% fenol dalam cairan salin normal) atau cairan salin normal untuk mengencerkan obat dan sebagai kontrol negatif
  3. Kontrol positif berupa larutan histamin 0,01 µg/ml
  4. Spuit 1 cc
  5. Perlengkapan kedaruratan medik, seperti oksigen, epinefrin, dan peralatan intubasi sebagai persiapan jika terjadi reaksi anafilaksis[1-4]

Prosedur

Sebelum bahan yang akan diuji disuntikkan ke intradermal, lakukan pengenceran bahan maksimal 2 jam sebelum tindakan. Obat diencerkan dengan phenolated saline atau cairan normal salin

Penyuntikan bahan uji intradermal dilakukan dengan cara:

  1. Larutan Phenolated saline atau cairan salin normal digunakan sebagai kontrol negatif
  2. 0,01 ml larutan histamin 0,01 µg/ml disuntikkan pada volar lengan bawah sampai terbentuk indurasi dengan diameter 4-6 mm
  3. Uji intradermal dimulai dengan penyuntikan larutan obat yang sudah diencerkan. 0,01 ml larutan obat disuntikkan pada kulit ekstensor lengan hingga terbentuk indurasi dengan diameter 4-6 mm[1-4]
  4. Pembacaan dilakukan pada menit ke 15-30 setelah penyuntikan bahan uji
  5. Uji intradermal disebut positif (+) bila dalam 30 menit setelah penyuntikan bahan obat terjadi urtika dengan diameter lebih dari 10 mm dan eritema di sekitar urtika, atau bila selisih diameter urtika bahan uji dan kontrol negatif ≥ 1,5 mm, atau terjadi perluasan diameter urtika ≥ 1,5 mm dibanding diameter urtika awal penyuntikan
  6. Pasca penyuntikan perlu dilakukan pengawasan efek samping berbahaya seperti syok anafilaksis[1-4]

Uji Tempel

Secara garis besar, uji tempel dilakukan dengan menempelkan bahan-bahan yang diduga alergen, biasanya sudah dalam satu panel, ke tubuh pasien untuk melihat bahan mana yang menimbulkan reaksi hipersensitivitas.[7]

Persiapan

Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah :

  • Alergen, biasanya sudah tersedia dalam satu panel terstandar. Setiap alergen dipreparasi dalam vehikulum yang sesuai seperti petrolatum yang memiliki kemampuan oklusi yang baik. Unit uji temple yang bisa digunakan misalnya Finn Chamber, Gama chamber, dan Plastic square chamber

  • Plester hipoalergenik
  • Perlengkapan kedaruratan medis[1,4,7]

Persiapan pada pasien mencakup :

  • Jika pasien sedang mengalami reaksi alergi, tes dilakukan saat lesi kulit sudah dalam keadaan tenang
  • Uji dilakukan minimum 1 minggu setelah pasien menghentikan penggunaan kortikosteroid topikal pada lokasi uji, serta kortikosteroid sistemik setara prednison >20 mg/hari dan imunomodulator
  • Uji dilakukan minimum 4 minggu setelah pajanan berat sinar matahari atau fototerapi UVB[1-4]

Prosedur

Uji tempel dengan Finn chamber merupakan yang paling sering digunakan.

  1. Tentukan lokasi uji yaitu punggung atas atau interskapula. Bila tidak memungkinkan, dapat dilakukan di lengan atas sisi lateral
  2. Bahan alergen yang akan diujikan diisikan pada unit uji tempel dan diberi tanda. Isikan alergen sebanyak 20 mg atau sepanjang 8 mm pada unit chamber. Bila berupa alergen cair, teteskan 20 μL atau 1 tetes di atas kertas filter yang diletakkan pada unit chamber

  3. Posisi pasien duduk atau telungkup
  4. Kulit dibersihkan dengan kapas alkohol
  5. Unit uji tempel ditempelkan di kulit dan diberi perekat atau plester hipoalergenik
  6. Pada uji tempel obat, pasien diminta menunggu di tempat selama 30 menit untuk mendeteksi efek samping reaksi tipe cepat yang mungkin terjadi
  7. Pasien diijinkan pulang dengan pesan agar lokasi uji tidak basah kena air dan tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan keringat berlebihan
  8. Apabila timbul perih, nyeri, atau reaksi iritan lain, minta pasien segera menghubungi dokter. Unit uji tempel bisa dilepas lebih awal jika timbul keluhan sangat berat
  9. Pembacaan pada umumnya dilakukan pada jam ke-48, 72, dan 96. Untuk alergen tertentu, pembacaan dapat ditambah lebih dari 96 jam
  10. Setelah 48 jam, unit boleh dibuka. Beri tanda dengan larutan gentian violet atau skin marker. Pembacaan dilakukan 15-30 menit setelah plester dilepaskan
  11. Hasil uji tempel yang positif bermakna dinilai relevansinya dengan anamnesis dan gambaran klinis. Hasil relevansi positif dianggap sebagai penyebab. Interpretasi dilakukan sesuai standar International Contact Dermatitis Research Group (ICDRG)(Tabel 1)

Tabel 1. Interpretasi Uji Tempel

Hasil Tampilan
? eritema
+ eritema, infiltrat, papul
++ eritema, infiltrat, papul, vesikel
+++ eritema, infiltrat, papul, vesikel berkonfluensi atau bula
- negatif
IR reaksi iritan
NT tidak dilakukan uji

  1. Setelah pembacaan hasil, pasien diizinkan pulang, namun lokasi uji tetap dianjurkan untuk tidak basah atau terkena air
  2. Pada hari ke-3 (72 jam) dan hari ke-4 (96 jam), dilakukan pembacaan ulang dengan cara yang sama[1-4,7]

Uji Tusuk

Pada uji tusuk, pemeriksaan terhadap alergen spesifik dilakukan dengan mencukit atau menusuk kulit untuk memasukkan bahan yang diduga mencetuskan alergi. Interpretasi dilakukan 15-20 menit setelah aplikasi. Hasil dikatakan positif jika muncul ruam ≥3 mm.[5]

Persiapan

Alat dan bahan yang dipersiapkan adalah:

  • Alergen yang telah distandarisasi, termasuk inhalant, makanan, dan obat
  • Jarum 25–27 G sesuai jumlah allergen
  • Kontrol positif berupa histamin klorhidrat 10 mg/ml
  • Kontrol negatif berupa cairan salin normal
  • Perlengkapan kedaruratan medis

Pasien perlu menghentikan Hentikan obat-obat antihistamin, seperti cetirizine, loratadine, dan fexofenadine selama 3 hari. Ketotifen dihentikan selama 15 hari. Obat yang dapat memberi hasil positif palsu antara lain morfin, codeine, aspirin, dan tetrasiklin. Obat yang dapat memberi hasil negatif palsu antara lain epinefrin, efedrin, aminofilin, dan kortikosteroid lebih dari 10 mg prednison per hari.[1-5]

Prosedur

Uji tusuk bisa dilakukan di lengan bagian volar atau punggung bagian atas. Pemeriksaan dilakukan di lengan bagian volar dengan jarak 3 cm dari siku dan 5 cm dari pergelangan tangan.

  1. Bersihkan lokasi uji dengan kapas alkohol
  2. Lokasi penusukan ditandai dengan jarak kurang lebih 2 cm
  3. Sebelum melakukan pemeriksaan dengan alergen, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan dengan kontrol positif dan kontrol negatif
  4. Kontrol positif harus menghasilkan urtika dengan diameter minimal 3 mm, dan kontrol negatif memberikan hasil negatif
  5. Teteskan alergen pada area yang telah ditandai dan tusuk area tersebut dengan jarum dengan sudut 30-40 derajat untuk menghindari pendarahan
  6. Jarum diganti di setiap tusukan alergen yang berbeda
  7. Pasien dianjurkan untuk tidak menggaruk walaupun terasa gatal
  8. Setelah 15-20 menit, alergen dan kontrol dikeringkan dengan tisu
  9. Ukur diameter setiap urtika
  10. Diameter urtika kontrol positif harus minimum 3 mm lebih besar daripada kontrol negatif
  11. Hasil dikatakan positif bila didapatkan alergen dengan diameter urtika >50% dari jumlah diameter kontrol positif dan kontrol negatif. Relevansi hasil uji dihubungkan dengan hasil anamnesis dan gejala klinis[1-5]

Referensi

1. Perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin Indonesia. Panduan keterampilan klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di Indonesia. Jakarta: PP Perdoski; 2017. https://www.perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf
2. Pandapotan RA, Rengganis I. Pendekatan diagnosis dan tata laksana alergi obat. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol 3 No 1, Maret 2016.
3. Sudewi NP, Kurniati N, Suyoko EMD, Munasir Z, Akib AAP. Berbagai teknik pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit alergi. Sari Pediatri 2009;11(3):174-8.
4. Menaldi SL dkk. Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.
5. Heinzerling L, Mari A, Bergmann KC, et al. The skin prick test - European standards. Clin Transl Allergy. 2013;3(1):3. Published 2013 Feb 1. doi:10.1186/2045-7022-3-3
7. Lazzarini R, Duarte I, Ferreira AL. Patch tests. An Bras Dermatol. 2013;88(6):879‐888. doi:10.1590/abd1806-4841.20132323

Kontraindikasi Skin Test
Komplikasi Skin Test

Artikel Terkait

  • Efikasi Antihistamin Oral sebagai Terapi Adjuvan Dermatitis Atopik
    Efikasi Antihistamin Oral sebagai Terapi Adjuvan Dermatitis Atopik
  • Peranan Pelembab pada Tata Laksana Dermatitis Atopik
    Peranan Pelembab pada Tata Laksana Dermatitis Atopik
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
  • Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
    Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
Dibalas 10 Februari 2025, 16:47
Ruam pada bayi usia 3 bulan pada badan, leher, dan telinga, tidak demam
Oleh: dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
3 Balasan
Izin konsultasi dokter. Bayi usia 3 bulan dengan berat badan 5.7 kg, ASI eksklusif, sebelumnya keluhan muncul ruam kemerahan pada badan, leher, dan telinga,...
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2025, 17:42
Injeksi ceftriaxone pada gonore apakah perlu skin test
Oleh: Anonymous
8 Balasan
Izin bertanya dok,apakah perlu skin test terlebih dahulu pada injeksi ceftriaxone im pada pasien urethritis gonore?
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2024, 18:11
Kulit kemerahan di tengkuk dan punggung pada pasien usia 4 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan diskusi Saya punya pasien usia 4 bulan 18 hari dengan keluhan tampak kemerahan dipunggung dan tengkuk , awalnya hanya benjolan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.