Pedoman Klinis Pemeriksaan Tulang Belakang
Pedoman klinis tindakan pemeriksaan tulang belakang untuk menegakkan diagnosis kelainan tulang belakang, baik yang berkaitan dengan tulang, otot, maupun melibatkan saraf. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada keseluruhan tulang belakang atau hanya pada daerah tempat keluhan terjadi saja.[10,11]
Kelainan yang membutuhkan pemeriksaan tulang belakang mencakup nyeri punggung bawah, cedera akibat trauma, inflamasi, proses degeneratif, hingga keganasan. Pemeriksaan tulang belakang mencakup inspeksi, palpasi, perkusi, dan lingkup gerak (range of motion), serta pemeriksaan khusus. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara sistematis dari tulang servikal hingga sakrum dan koksigeal, atau hanya difokuskan pada area tertentu sesuai dengan keluhan pasien.[10,11]
Dokter harus memperhatikan ada tidaknya kecurigaan fraktur tulang belakang sebelum melakukan pemeriksaan tulang belakang, khususnya saat melakukan pemeriksaan lingkup gerak (range of motion) karena risiko kompresi saraf.[10,11]
Setelah pemeriksaan tulang belakang selesai dilakukan, lakukan edukasi kepada pasien mengenai kemungkinan diagnosis banding dan pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan.[9]