Pendahuluan Bone Mineral Densitometry (BMD)
Bone mineral densitometry (BMD) atau tes kepadatan tulang adalah pemeriksaan untuk mengukur kadar kalsium dan mineral lainnya di dalam tulang. BMD dapat mengidentifikasi osteoporosis, monitoring efek terapi osteoporosis, dan mengukur risiko fraktur.[1]
Tulang yang mengandung lebih banyak mineral akan lebih padat, sehingga cenderung lebih kuat dan tidak mudah patah. Tulang dapat mengalami penurunan kepadatan akibat usia atau penyakit tertentu. Kondisi penurunan kepadatan tulang ini disebut osteoporosis, yang rentan mengalami fraktur.[1,2]
BMD yang paling sering dilakukan adalah central dual energy x-ray absorptiometry (DXA atau DEXA sentral). Tes ini menggunakan radiasi untuk mengukur kadar kalsium dan mineral lainnya yang terkandung dalam tulang, misalnya pada panggul dan tulang belakang yang beresiko tinggi mengalami patah tulang.[1,2]
Indikasi BMD berdasarkan beberapa organisasi kesehatan, termasuk WHO, American Association of Clinical Endocrinologists (AACE), American Association of Family Physicians (AAFP), dan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), adalah:
- wanita berusia >65 tahun
- wanita >50 tahun yang memiliki berat badan kurang, mengalami patah tulang di >1 lokasi, atau mengalami penurunan tinggi badan >12,7 cm dalam 1 tahun
- pria berusia >70 tahun[3]
Tes ini lebih dianjurkan untuk pasien dengan riwayat keluarga osteoporosis atau memiliki faktor risiko lainnya, seperti kurang aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol berat, defisiensi vitamin D. BMD dapat mengidentifikasi dan mendiagnosis osteoporosis, mengukur risiko fraktur, dan melakukan pengawasan terhadap efek dari terapi osteoporosis.[1,3,4]
Selain BMD, pemeriksaan lain untuk mengukur kepadatan tulang adalah quantitative CT, quantitative CT resolusi tinggi, quantitative CT perifer, quantitative ultrasound (QUS), dan DXA perifer. DXA perifer adalah alat mengukur kepadatan tulang yang portable. Tes ini biasa dilakukan pada pergelangan tangan atau kaki, tetapi tidak dapat menegakkan diagnosis pasti osteoporosis.[1]
Tidak ada risiko komplikasi fisik yang perlu dikhawatirkan dari BMD. Dosis radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan ini setara dengan prosedur x-ray standar.[5,6]