Indikasi Deep Brain Stimulation Procedure (DBS)
Indikasi deep brain stimulation procedure (DBS) saat ini untuk tata laksana berbagai gangguan gerak dan psikiatri, seperti penyakit Parkinson, diskinesia, distonia, dan gangguan obsesif kompulsif. DBS juga sedang diteliti untuk penanganan penyakit Alzheimer, depresi yang resisten obat, sindrom Tourette, dan nyeri kronis.[3-5]
United States-Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui 5 indikasi DBS, yaitu:
- DBS pada tremor esensial (1997)
- DBS subthalamus untuk penyakit Parkinson (2002)
- DBS globus pallidus untuk penyakit Parkinson dan distonia (2003)
- DBS untuk obsessive-compulsive disorder (OCD) berat (2009)
- DBS untuk epilepsi refrakter atau epilepsi resisten obat (2010)[4]
Target stimulasi otak untuk berbagai kondisi di atas meliputi area ventralis intermedius nucleus (VIM) dari thalamus, subthalamic nucleus (STN), globus pallidus internus (GPi), anterior nucleus thalamus (ANT), dan anterior limb of the internal capsule (ALIC).[3-5]
Studi juga melaporkan bahwa DBS dapat digunakan untuk terapi gangguan penyalahgunaan zat. Namun, hal ini mungkin masih perlu dipelajari lebih lanjut efikasi dan keamanannya.
Tremor Esensial
Penggunaan DBS untuk tremor essensial menargetkan ventralis intermediate thalamic nucleus (Vim). Thalamic DBS dari Vim terbukti dapat memperbaiki gejala tremor esensial, dengan stabilitas dan pengurangan tremor jangka panjang. Jika dibandingkan dengan thalamotomy radiofrekuensi, DBS sama efektifnya dan lebih kecil risiko komplikasi bedah.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa Vim DBS unilateral efektif dalam mengurangi gejala tremor aksi (53–63% pengurangan tremor). Sementara, Vim DBS bilateral juga terbukti aman dan mencapai pengurangan yang lebih besar (66–78% pengurangan tremor), termasuk tremor aksial, tremor kepala/leher, dan tremor suara.[3,5]
Penyakit Parkinson
DBS untuk penyakit parkinson merupakan salah satu prosedur yang sampai saat ini sering dilakukan. DBS telah terbukti dapat memperbaiki gejala motorik dari penyakit parkinson, serta dapat memperbaiki gejala bradikinesia, tremor, rigiditas, fluktuasi on-off, dan diskinesia. Namun, efek DBS terhadap gangguan gait, bicara, dan non-motorik masih belum jelas.
Dua tempat yang paling umum menjadi target DBS pada pasien parkinson adalah nukleus subthalamikus (STN) dan globus pallidus pars interna (Gpi). Tidak ada perbedaan yang berarti terkait penentuan target DBS, tetapi penelitian menemukan bahwa target DBS pada STN dapat mengurangi kebutuhan obat dopamin sekitar 50%, tetapi berisiko memperburuk skor depresi dibandingkan DBS pada Gpi.
Dalam kasus dengan tremor yang lebih dominan, DBS bisa ditargetkan pada ventralis intermediate thalamic nucleus (Vim) untuk dapat mengurangi gejala tremor.[3]
Distonia
Distonia merupakan gangguan gerakan yang ditandai dengan kontraksi otot agonis dan antagonis, yang terus menerus atau intermitten sehingga menyebabkan gerakan atau postur tubuh abnormal. DBS dapat digunakan untuk terapi berbagai bentuk distonia, baik distonia fokal (terutama distonia servikal) hingga distonia umum.
Pada distonia primer yang sulit diobati, target DBS terutama pada segmen GPi. Namun, DBS di thalamus atau STN juga disebutkan sama efektifnya. Perbaikan klinis berkelanjutan dalam fungsi dan gejala terlihat hingga 10 tahun setelah operasi.[3,5]
Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
Obsessive-compulsive disorder (OCD) ditandai dengan dorongan atau pikiran yang terus menerus, sehingga menyebabkan kompulsi. Kondisi ini diperkirakan melibatkan sirkuit striato-thalamo-kortikal. Saat ini, OCD merupakan satu-satunya indikasi DBS yang disetujui oleh FDA untuk gangguan psikiatri. DBS dapat mengurangi 30% gejala OCD, serta meningkatkan fungsi sosial penderitanya.[3]
Epilepsi Refrakter atau Epilepsi Resisten Obat
Pasien epilepsi refrakter atau epilepsi resisten obat dapat dianjurkan untuk terapi pembedahan. Namun, saat ini DBS dapat sebagai salah satu strategi pengobatan untuk pasien, terutama yang tidak dapat ditentukan fokus epilepsinya. Dalam 10 tahun terakhir, sekitar 20 studi mengenai DBS di anterior nucleus thalamus (ANT) telah dipublikasikan.
Uji coba terkontrol acak stimulation of the anterior nucleus of the thalamus for epilepsy (SANTE) merupakan penelitian pertama yang menargetkan ANT, dan melibatkan 110 pasien. Uji coba ini menunjukkan penurunan rata-rata 56% kejang dalam 2 tahun, dan 69% pada 5 tahun. Berdasarkan bukti level 1 ini, FDA menyetujui ANT-DBS untuk terapi epilepsi.[3,5]