Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Deep Brain Stimulation Procedure (DBS) annisa-meidina 2023-06-27T09:08:47+07:00 2023-06-27T09:08:47+07:00
Deep Brain Stimulation Procedure (DBS)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Deep Brain Stimulation Procedure (DBS)

Oleh :
dr.Septy Aulia Rahmy, Sp. N
Share To Social Media:

Deep brain stimulation procedure (DBS) bertujuan untuk memberikan stimulasi listrik pada otak, untuk meningkatkan fungsi dengan mengendalikan gejala yang ditargetkan. Pada akhirnya, terapi DBS akan memperbaiki kualitas hidup pasien.[3-5]

Pedoman klinis terkait DBS di antaranya:

  • Saat ini, FDA menyetujui 5 indikasi DBS, yaitu pada kasus tremor esensial, penyakit Parkinson, distonia, gangguan obsesif kompulsif berat, dan epilepsi refrakter atau epilepsi resisten obat
  • Indikasi DBS lain yang sedang diteliti adalah untuk tata laksana penyakit Alzheimer, gangguan depresi yang resisten obat, sindrom Tourette, dan nyeri kronis
  • Perangkat DBS terdiri dari elektroda, implantable pulse generator (IPG) sebagai stimulator, dan kabel ekstensi
  • Elektroda DBS ditanamkan di dalam otak pada area target yang dipilih. Stimulasi frekuensi tinggi akan mempengaruhi plastisitas sinaptik, yang menyebabkan dilatasi arteriol dan peningkatan aliran darah regional
  • Kabel ekstensi berada di bawah superfisial kulit yang menghubungkan antara elektroda ke IPG. Alat IPG ditanam tepat di bawah kulit dekat klavikula.
  • Penempatan perangkat DBS dilakukan oleh dokter bedah saraf, dengan pemantauan fungsi otak secara ketat oleh dokter saraf.
  • Operasi pemasangan elektroda dilakukan dengan anestesi lokal, sehingga dapat dilakukan uji stimulasi intraoperasi. Sementara, operasi peletakan kabel ekstensi dan IPG dilakukan dalam anestesi umum
  • Pasca operasi pemasangan DBS, neuromonitoring dilakukan selama 24 jam. Perlu diwaspadai gejala kelelahan atau kantuk akibat pneumocephalus atau delirium. Pasien penyakit Parkinson harus sesegera mungkin diberikan kembali obat antiparkinson
  • Risiko komplikasi saat pembedahan adalah perdarahan intraserebral dan kejang. Sementara, komplikasi pasca bedah termasuk infeksi pada perangkat DBS, migrasi dan patah lead

  • Ketahanan baterai IPG saat ini adalah 1‒3 tahun untuk pengobatan distonia dan 3‒5 tahun untuk pengobatan penyakit Parkinson[2-5,8]

Referensi

2. Jakobs, M., Fomenko, A., Lozano, A.M. and Kiening, K.L., 2019. Cellular, molecular, and clinical mechanisms of action of deep brain stimulation—a systematic review on established indications and outlook on future developments. EMBO molecular medicine, 11(4), p.e9575.
(https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30862663)
3. Lee, D.J., Lozano, C.S., Dallapiazza, R.F. and Lozano, A.M., 2019. Current and future directions of deep brain stimulation for neurological and psychiatric disorders: JNSPG 75th Anniversary Invited Review Article. Journal of neurosurgery, 131(2), pp.333-342.
(https://thejns.org/view/journals/j-neurosurg/131/2/article-p333.xml)
4. Middlebrooks, E.H., Domingo, R.A., Vivas-Buitrago, T., Okromelidze, L., Tsuboi, T., Wong, J.K., Eisinger, R.S., Almeida, L., Burns, M.R., Horn, A. and Uitti, R.J., 2020. Neuroimaging advances in deep brain stimulation: review of indications, anatomy, and brain connectomics. American Journal of Neuroradiology, 41(9), pp.1558-1568.
(https://www.ajnr.org/content/early/2020/08/13/ajnr.A6693)
5. Aum, D.J. and Tierney, T.S., 2018. Deep brain stimulation: foundations and future trends. Frontiers in Bioscience-Landmark, 23(1), pp.162-182.
(https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28930542)
8. Lozano, A.M., Lipsman, N., Bergman, H., Brown, P., Chabardes, S., Chang, J.W., Matthews, K., McIntyre, C.C., Schlaepfer, T.E., Schulder, M. and Temel, Y., 2019. Deep brain stimulation: current challenges and future directions. Nature Reviews Neurology, 15(3), pp.148-160.
(https://www.nature.com/articles/s41582-018-0128-2)

Edukasi Pasien Deep Brain Stimul...

Artikel Terkait

  • Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
    Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
  • Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
    Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Deteksi Penyakit Parkinson pada Layanan Primer
    Deteksi Penyakit Parkinson pada Layanan Primer
  • Red Flags Tremor
    Red Flags Tremor

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Februari 2025, 17:06
Membedakan Penyebab Tremor
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, mohon diskusinya nih.. Bagaimana ya cara membedakan tremor yang disebabkan oleh Parkinson dari tremor akibat Penyakit Wilson? Apakah cukup dari...
dr. Timotius Agung Soripada
Dibalas 04 September 2024, 13:44
Hubungan antara penggunaan NSAID dengan munculnya parkinson
Oleh: dr. Timotius Agung Soripada
1 Balasan
Alo teman sejawat, saya mhn informasi apakah ada hubungan antara penggunaan NSAID dengan penyakit Parkinson?
Anonymous
Dibalas 27 November 2023, 13:41
Pasien lansia 130 tahun dengan parkinson
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin diskusi dok Pasien lansia usia 130 tahun dengan parkinson, keluhan saat ini, demam disertai batuk dan nyeri menelan, sehingga penurunan nafsu makan....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.