Indikasi Histeroskopi
Indikasi histeroskopi diagnostik adalah untuk mengidentifikasi penyebab keluhan seperti perdarahan uterus abnormal atau infertilitas. Indikasi histeroskopi juga mungkin bersifat operatif, misalnya untuk miomektomi, polipektomi, pengangkatan benda asing uterus, lisis adhesi, atau metroplasti.[2-5]
Histeroskopi Diagnostik
Histeroskopi diagnostik dilakukan untuk mengevaluasi kavum uteri dan mengidentifikasi penyebab berbagai keluhan atau temuan, misalnya perdarahan uterus abnormal (PUA), perdarahan postmenopause, penebalan endometrium abnormal, infertilitas, anomali kongenital Mullerian, dan benda asing uterus.[2-5]
Di beberapa negara, histeroskopi sudah hampir menggantikan prosedur D&C (dilation and curettage) dalam manajemen PUA karena histeroskopi memungkinkan visualisasi secara langsung dan tindakan terapeutik secara langsung bila diperlukan. Histeroskopi juga dapat disertai biopsi dan dapat mengkonfirmasi temuan pada sonografi berupa penebalan endometrium abnormal.[2-5]
Histeroskopi Operatif
Histeroskopi operatif bertujuan untuk menata laksana gangguan endoservikal ataupun intrauterine yang ditemukan. Contohnya adalah:
- Histeroskopi yang konkomitan dengan ablasi endometrium untuk wanita yang mengalami menorrhagia idiopatik dan tidak berkeinginan hamil di masa depan
- Histeroskopi yang konkomitan dengan pengangkatan mioma (miomektomi)
- Histeroskopi yang konkomitan dengan pengangkatan polip uterus (polipektomi)
- Histeroskopi untuk pasien yang mengalami anomali kongenital Mullerian berupa adanya septum uterus yang menyebabkan PUA dan abortus habitualis, yang memerlukan reseksi
- Histeroskopi untuk adhesi intrauterine yang menyebabkan PUA, infertilitas, atau abortus habitualis, yang memerlukan lisis adhesi (adhesiolysis)
- Histeroskopi yang konkomitan dengan kanulasi untuk mengatasi oklusi ostium tuba fallopi proksimal
- Histeroskopi untuk pengambilan benda asing dari uterus, misalnya intrauterine device (IUD) atau sisa tulang fetus
- Histeroskopi untuk sterilisasi[2-6]