Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Vakum Ekstraksi annisa-meidina 2024-04-02T11:08:28+07:00 2024-04-02T11:08:28+07:00
Vakum Ekstraksi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Vakum Ekstraksi

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Komplikasi tindakan vakum ekstraksi termasuk laserasi pada jaringan perineum, terutama jika tekanan vakum terlalu tinggi atau teknik ekstraksi yang tidak tepat digunakan. Selain itu, hematoma subkutan atau pada jaringan otot dapat terjadi sebagai akibat dari penerapan tekanan vakum yang berlebihan. Risiko lain termasuk risiko infeksi pada luka perineum, serta kemungkinan terjadinya cedera pada kepala bayi, termasuk perdarahan intrakranial.[2,3]

Komplikasi pada Bayi

Komplikasi pada bayi antara lain distosia bahu, perdarahan subdural, kelumpuhan saraf wajah, perdarahan subkonjungtiva, perdarahan retina, fraktur kranial, perdarahan intrakranial, dan laserasi kulit kepala. Komplikasi pada bayi relatif jarang terjadi, yang mana komplikasi berupa perdarahan intrakranial terjadi pada 1 dari 650-850 bayi lahir hidup yang menjalani tindakan vakum ekstraksi.[2,3]

Tidak ada perbedaan komplikasi dan luaran perinatal antara persalinan per vaginam operatif, termasuk dengan vakum ekstraksi, bila dibandingkan dengan sectio caesarea. Persalinan pervaginam operatif dapat mengurangi angka persalinan caesar tanpa meningkatkan risiko luaran bayi.[8]

Komplikasi Maternal

Komplikasi pada ibu antara lain laserasi serviks dan vagina, perdarahan postpartum, infeksi saluran kemih, cedera dasar panggul, serta laserasi perineum derajat III-IV. Risiko komplikasi ibu meningkat pada kasus di mana ibu mengalami kala II yang berkepanjangan. Kala II memanjang yang lebih dari 3 jam meningkatkan risiko infeksi, laserasi perineum, dan perdarahan postpartum.[3]

Laserasi perineal meningkat pada persalinan per vaginam operatif, termasuk dengan metode vakum ekstraksi, namun angkanya lebih tinggi pada metode forsep. Dokter yang telah memiliki pengalaman >5 tahun setelah lulus residensi memiliki angka kejadian lebih tinggi terkait komplikasi cedera pada kulit kepala bayi ketika menggunakan metode vakum ekstraksi.[9]

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa episiotomi lateral atau mediolateral saat tindakan vakum ekstraksi dapat mengurangi prevalensi komplikasi dari cedera sfingter anal pada primipara jika dibandingkan pada primipara yang tidak menjalani episiotomi.[10]

Referensi

2. Tonismae T, Canela CD, Gossman W. Vacuum Extraction. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459234/
3. Jeon J, Na S. Vacuum extraction vaginal delivery: current trend and safety. Obstet Gynecol Sci. 2017 Nov;60(6):499-505. doi: 10.5468/ogs.2017.60.6.499.
8. Eze, P., Lawani, L.O., Chikezie, R.U. et al. Perinatal outcomes of babies delivered by second-stage Caesarean section versus vacuum extraction in a resource-poor setting, Nigeria – a retrospective analysis. BMC Pregnancy Childbirth 20, 298 (2020). https://doi.org/10.1186/s12884-020-02995-9
9. Yamasato K, Kimata C, Chern I, Clappier M, Burlingame J. Complications of operative vaginal delivery and provider volume and experience. J Matern Fetal Neonatal Med. 2021 Nov;34(21):3568-3573. doi: 10.1080/14767058.2019.1688293.
10. Ankarcrona V, Zhao H, Jacobsson B, Brismar Wendel S. Obstetric anal sphincter injury after episiotomy in vacuum extraction: an epidemiological study using an emulated randomised trial approach. BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology. 2021 Sep;128(10):1663-71.

Teknik Vakum Ekstraksi
Edukasi Pasien Vakum Ekstraksi

Artikel Terkait

  • Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
    Apakah Antibiotik Profilaksis Perlu Diberikan pada Semua Tindakan Kuretase
  • Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin
    Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 18 Februari 2025, 15:00
Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin - Artikel Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Untuk evakuasi intrauterin, gunakan metode aspirasi vakum manual (AVM) dan stop lakukan prosedur kuretase tajam atau D&C. Sejak tahun 2012, WHO...
Anonymous
Dibalas 23 Juni 2024, 21:19
Belum Haid setelah kuretase
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Halo dokter, untuk masa nifas pada px post kuretase maksimal hingga berapa minggu ya dok? Mendapat px dengan hpht 19 maret 2024, kemudian menjalankan...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 28 Februari 2024, 11:51
Kuretase Tajam Tidak Lagi Direkomendasikan untuk Evakuasi Intrauterin - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Sejak tahun 2012, WHO sudah tidak merekomendasikan prosedur kuretase tajam atau D&C untuk evakuasi intrauterin. D&C merupakan prosedur yang kurang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.