Pendahuluan Nasal Kanul
Nasal kanul adalah alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang hidung untuk mendukung kebutuhan oksigen pada pasien yang dapat bernafas spontan tapi membutuhkan dukungan oksigen tambahan misalnya pada kondisi hipoksia ringan sampai sedang. Nasal kanul digunakan pada pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma dan COVID-19.
Nasal kanul sederhana terdiri dari selang suplai oksigen dengan dua cabang lunak (prong) yang dimasukkan ke dalam kedua lubang hidung nares anterior pasien. Oksigen mengalir dari kanul ke nasofaring pasien, kemudian bercampur dengan udara ruangan. Konsentrasi oksigen yang dapat diberikan oleh nasal kanul bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti laju pernapasan pasien, volume tidal, laju aliran oksigen, dan luasnya pernapasan mulut.[12]
Di ruang gawat darurat oksigen dapat diberikan dengan beberapa cara yaitu dengan nasal kanul, masker oksigen simple, rebreathing, dan masker nonrebreathing. Penggunaan nasal kanul memiliki kelebihan seperti ukurannya yang kecil dan dapat digunakan sambil makan atau berbicara.[2,6]
Oksigen dapat diberikan dengan nasal kanul sederhana menggunakan laju aliran rendah (low flow) atau tinggi (high flow). Pada nasal kanul low flow dapat mengalirkan oksigen dengan laju 1-4 L/menit tanpa sistem humidifikasi dan 1-10 L/menit dengan sistem humidifikasi. Nasal kanul high flow (HFNC) dapat memberikan oksigen dengan laju hingga 60 L/menit. HFNC adalah pendukung pernapasan inovatif untuk pasien sakit kritis dengan kegagalan pernapasan hipoksemia akut.[12]
Terapi oksigen dengan nasal kanul atau dengan teknik apapun tidak diperlukan pada kondisi tanpa hipoksia. Pada praktik terdahulu, terapi oksigen dengan nasal kanul seringkali dipakai pada sindrom koroner akut (SKA). Namun, bukti ilmiah terbaru menunjukkan pada pasien SKA yang tidak mengalami hipoksia, terapi oksigen tidak diperlukan karena justru dapat memperberat kerusakan jaringan dan meningkatkan mortalitas.
Pemasangan dan pemantauan terapi oksigen dengan nasal kanul sebenarnya sangat mudah dan sederhana, namun harus harus sesuai dengan indikasi dan dilakukan dengan posisi dan teknik yang benar demi memastikan kenyamanan pasien. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemantauan berkala terhadap saturasi oksigen pasien setelah dilakukan pemasangan nasal kanul.[1,9]