Teknik Nasal Kanul
Hal yang penting terkait teknik pemasangan nasal kanul adalah memastikan pemasangan sesuai indikasi, memilih ukuran yang tepat, dan menentukan laju oksigen yang sesuai kebutuhan pasien. Teknik pemasangan nasal kanul meliputi persiapan pasien, peralatan, dan prosedur pemasangan.
Penentuan Indikasi dan Laju Oksigen
Kondisi-kondisi yang membutuhkan terapi oksigen rendah adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sistik fibrosis dan obesitas morbid. Sebelum tersedia analisa gas darah, dapat menggunakan nasal kanul 1-2 L/menit dengan target saturasi awal 88-92% untuk pasien dengan faktor risiko hiperkapnia, tetapi tanpa riwayat asidosis respiratorik.
Penyakit berat yang membutuhkan terapi oksigen sedang adalah pada pasien hipoksemik, misalnya asma akut, pneumonia, dan gagal jantung akut. Terapi oksigen awal dengan kanula hidung 2-6 L/menit atau masker wajah sederhana 5-10 L/menit; ubah ke masker dengan reservoir jika target saturasi yang diinginkan tidak dapat dicapai dengan kanula hidung atau masker wajah sederhana.
Pemilihan ukuran nasal kanul yang sesuai dengan kondisi pasien dapat ditentukan dari usia dan berat badan terutama pada neonatus. P ukuran pemilihan prong sesuai usia dikategorikan antara lain untuk bayi, anak atau dewasa. Sedangkan pada bayi prematur menggunakan prong dengan diameter 1 mm dan bayi dengan berat hingga 10 kg menggunakan prong dengan diameter 2 mm.[8]
Persiapan Pasien
Persiapan yang dilakukan untuk pemasangan nasal kanul antara lain:
- Lakukan penilaian klinis pada pasien untuk memastikan indikasi tindakan terpenuhi. Pastikan pasien mengalami hipoksia melalui pemeriksaan saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter atau analisa gas darah
- Pastikan tidak ada obstruksi jalan napas pada hidung. Jika terdapat produksi mukus berlebih, bersihkan lubang hidung dengan menggunakan
- Edukasikan pasien mengenai tujuan tindakan, prosedur dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan pada pemasangan nasal kanul
- Pastikan terdapat instruksi yang jelas di rekam medis terkait dosis aliran oksigen yang diberikan, durasi pemberian, titrasi, dan pemantauan[1]
Peralatan
Pastikan semua peralatan tersedia dan dapat berfungsi. Peralatan yang digunakan dalam pemasangan nasal kanul adalah:
- Nasal kanul dengan ukuran prong yang sesuai kondisi pasien
- Tabung oksigen atau sumber oksigen lainnya
- Regulator oksigen yang terpasang ke sumber oksigen
Flow meter untuk mengatur kecepatan aliran oksigen
Humidifier[2,4]
Posisi Pasien
Posisi yang direkomendasikan adalah posisi duduk atau semi Fowler (pasien terlentang, sebagian duduk, dengan sudut tempat tidur antara 30-45 derajat) untuk memaksimalkan ekspansi paru. Posisi lain diperbolehkan bila kedua posisi yang telah disebutkan sebelumnya tidak memungkinkan.[1]
Prosedural
Prosedur pemasangan nasal kanul antara lain:
- Identifikasi pasien dengan tepat
- Pastikan sumber oksigen telah tersedia dan terpasang dengan regulator, flowmeter, dan humidifier
- Pastikan humidifier sudah terisi air sesuai takaran yang diperlukan
- Jelaskan kembali prosedur pemasangan pada pasien
- Cuci tangan
- Posisikan pasien untuk duduk atau setengah duduk bila memungkinkan
- Hubungkan selang kanul ke sumber oksigen
- Nyalakan aliran oksigen sesuai dosis yang dibutuhkan pasien, pastikan ada aliran oksigen yang keluar melalui ujung kanul dengan meletakkan tangan pemeriksa di depan prong
- Posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah, kemudian insersi prong ke dalam rongga hidung (Lihat gambar di bawah)
- Posisikan kedua sisi selang di atas dan belakang telinga
- Fiksasi nasal kanul pada bagian bawah dagu pasien dengan mengencangkan klip agar tidak mudah terlepas
- Fiksasi juga dapat dilakukan di belakang kepala dengan memposisikan klip di belakang kepala kemudian dikencangkan sesuai kenyamanan pasien
- Lakukan pemantauan respon klinis pasien, saturasi oksigen dan kontinuitas aliran oksigen secara rutin[1,2]
Pemantauan
Setelah pemasangan nasal canul perlu dilakukan pemantauan pasien untuk menilai respon klinis terhadap terapi oksigen. Selain respon klinis dipantau pula perkembangan saturasi oksigen pasien. Jika penyebab hipoksia sudah tertangani dan teratasi, segera hentikan pemberian terapi oksigen. Namun jika dilihat tidak ada perbaikan yang berarti, yaitu tidak adanya kenaikan saturasi oksigen; yang bisa dipantau dengan analisa gas darah maupun dengan pulse oxymetri, maka perlu dipertimbangkan pemilihan teknik terapi oksigen lainnya.
Pemantauan dilakukan baik ketika di fasilitas kesehatan maupun jika di rumah. Pada pemantauan perlu diperhatikan ada tidaknya pengumpulan sekret hidung atau mukus yang disebabkan oleh penggunaan nasal kanul dengan humidifikasi. Jika ditemukan pengumpulan mukus maka perlu dibersihkan terlebih dahulu agar pemberian oksigen dapat efektif.[1,2,4]