Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Non-Rebreathing Oxygen Face Mask general_alomedika 2023-12-14T10:49:05+07:00 2023-12-14T10:49:05+07:00
Non-Rebreathing Oxygen Face Mask
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Non-Rebreathing Oxygen Face Mask

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Teknik pemberian oksigenasi menggunakan non-rebreathing oxygen face mask (NRM) atau sungkup oksigen non-rebreathing melibatkan menghubungkan sungkup pada sumber oksigen dengan flow rate 12-15 liter per menit (LPM), memastikan reservoir bag terisi, dan memastikan sungkup pas menutup mulut dan hidung pasien.

Masker ini dirancang dengan katup unidirectional dan reservoir bag yang memungkinkan pasien menghirup udara kaya oksigen langsung dari sumber oksigen eksternal tanpa menghirup kembali udara yang sudah pernah dihembuskan. Reservoir bag memberikan pasokan oksigen yang konstan dan berkelanjutan, sementara katup unidirectional mencegah penghirupan kembali udara yang mengandung karbon dioksida.[1-3]

Persiapan Pasien

Persiapan pasien yang akan diberikan tindakan suplementasi oksigen baik dengan NRM maupun alat oksigenasi lainnya dimulai dengan evaluasi kegawatdaruratan meliputi Airway, Breathing dan Circulation (ABC). Pada kondisi non-kegawatan, dilakukan evaluasi tanda-tanda vital, terutama laju napas dan saturasi oksigen. Hasil pemeriksaan ini berguna untuk menentukan alat pemberian oksigen, sumber oksigen, dan laju aliran yang tepat.

Pada pemberian suplementasi oksigen, oksimeter menjadi alat bantu pemeriksaan fisik yang penting dan harus tersedia pada semua unit yang memberikan terapi oksigen. Anamnesis dan pemeriksaan fisik pada kondisi kegawatan harus dilakukan secara cepat dan tepat. Tenaga medis harus segera mencari penyebab utama kondisi pasien karena suplementasi oksigen diberikan untuk memperbaiki oksigenasi dan bukan untuk mengobati penyebab utama.[3]

Peralatan

Dalam pemberian suplementasi oksigen dengan masker NRM, beberapa alat yang diperlukan mencakup masker NRM itu sendiri, oksimeter, dan sumber oksigen

Non-Rebreathing Mask (NRM)

Non-Rebreathing Mask (NRM) merupakan sungkup oksigen yang terdiri dari sungkup sebagai bagian utama, dilengkapi dengan kantong yang disebut sebagai kantong reservoir untuk inhalasi. Sungkup NRM juga dilengkapi katup satu-arah dan lubang pada tiap sisi sungkup untuk ekshalasi.

Jenis sungkup ini menyalurkan oksigen dengan konsentrasi 60-100% jika digunakan dengan aliran 15 LPM. Konsentrasi oksigen bervariasi bergantung pada kesesuaian ukuran sungkup dan pola pernapasan pasien. Jenis sungkup ini paling sesuai untuk kondisi kegawatdaruratan atau trauma serta pada pasien dengan risiko rendah retensi karbon dioksida.[3]

Oksimeter

Oksimeter merupakan alat yang diperlukan untuk menentukan indikasi terapi oksigen dan terapi lanjutan. Oksimeter harus tersedia pada semua tempat yang memberikan layanan terapi oksigen.[3]

Sumber Oksigen

Sumber oksigen terbagi menjadi dua non-mobile dan mobile. Pada fasilitas Kesehatan yang besar, umumnya sumber oksigen sudah terpasang dengan baik sebagai sebuah sistem pipa gas oksigen yang ditanam pada dinding bangunan rumah sakit. Sistem pipa oksigen ini dapat diakses melalui sebuah regulator khusus atau flow meter yang terpasang pada tempat-tempat tertentu di dinding rumah sakit.[1]

Tabung oksigen mengandung gas yang dikompresi menggunakan tekanan yang sangat tinggi. Tabung oksigen harus sesuai dengan regulator aliran tinggi dan harus bisa digunakan bersama dengan NRM.[3]

Humidifier

Humidifier adalah alat yang digunakan untuk menambah kelembaban aliran oksigen yang masuk ke saluran napas. Humidifikasi dilakukan hanya pada pemberian oksigen aliran tinggi yang lebih dari 24 jam atau pada pasien yang mengalami ketidaknyamanan karena saluran napas yang kering.[3]

Catatan Observasi

Pemberian oksigen harus selalu diobservasi. Catat saturasi awal serta target saturasi yang diharapkan. Petugas harus melakukan cek saturasi berkala terhadap pasien dan mencatatnya pada lembar observasi.[3]

Posisi Pasien

Posisi supinasi menurunkan oksigenasi, sehingga posisikan pasien yang sadar penuh pada posisi tegak atau yang paling nyaman untuk pasien kecuali terdapat kontraindikasi seperti trauma spinal.[3]

Prosedural

Prosedur tindakan pemberian terapi oksigen menggunakan non-rebreathing mask (NRM) adalah:

  1. Pasang flow meter pada saluran keluar oksigen yang terpasang di dinding atau pada tabung oksigen.
  2. Pasang alat humidifikasi pada flow meter jika diperlukan.
  3. Pasang ujung selang NRM pada flow meter dan ujung selang lainnya pada sungkup NRM.
  4. Putar kenop flow meter dan atur aliran oksigen sesuai kebutuhan, umumnya NRM diberikan pada laju aliran 10-15 liter per menit (LPM).
  5. Tekan katup yang terdapat di antara kantong reservoir dan sungkup menggunakan jari agar oksigen mengisi kantong reservoir dengan baik.
  6. Remas kantong reservoir untuk mendorong keluar seluruh oksigen yang sebelumnya mengisi kantong. Hal ini bertujuan untuk menilai patensi katup NRM. Apabila katup berfungsi baik, maka udara dengan mudah keluar dari kantong reservoir melalui katup menuju sungkup NRM.
  7. Jika seluruh bagian sungkup NRM sudah dipastikan baik, pasangkan sungkup NRM pada pasien dengan benar sehingga bagian sungkup menutupi tulang hidung di bagian superior dan dagu di bagian inferior. Sesuaikan kerapatan sungkup dengan mendekatkan klip yang terdapat pada bagian sungkup yang menutup hidung.
  8. Pastikan karet sungkup NRM tidak terlalu ketat dan longgar, sesuai untuk menjaga sungkup tetap pada tempatnya.
  9. Lakukan pencatatan dan pemantauan tanda vital setelah pemberian terapi oksigen.
  10. Pertimbangkan titrasi terapi oksigen jika saturasi oksigen telah tercapai, titrasi dengan pemberian terapi oksigen aliran rendah menggunakan sungkup biasa atau nasal kanul.[1,3]

Follow up

Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah terapi oksigen menggunakan sungkup NRM adalah sebagai berikut:

  1. Tulis tanda vital awal sebelum pemberian terapi oksigen serta target terapi pada lembar catatan observasi. Tulis laju aliran oksigen serta alat yang digunakan.
  2. Lakukan penilaian dan pencatatan tanda vital secara berkala dan rekam semua pada satu lembar catatan observasi yang sama.
  3. Evaluasi permasalahan teknis lain dengan melakukan anamnesis pada pasien dan keluarga. Permasalahan teknis ini dapat meliputi selang yang terpuntir atau bengkok, kebocoran kantong reservoir, disfungsi katup sungkup NRM, serta disfungsi flow meter maupun humidifier.
  4. Anjurkan perawatan oral hygiene pada pasien maupun keluarga pasien. Ini meliputi kecukupan asupan cairan, penggunaan pelembab atau krim jika bibir atau hidung kering, serta memastikan kebersihan sungkup.
  5. Jika target saturasi tercapai, lakukan titrasi dengan menurunkan aliran oksigen secara bertahap dan lakukan penilaian ulang tanda vital setelah titrasi dilakukan.
  6. Jika dengan laju aliran kurang dari 10 LPM target saturasi dapat dipertahankan, ganti sungkup NRM dengan sungkup biasa atau nasal kanul.[1,3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Weekley MS; BLE. Oxygen Administration. StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551617/
2. Li CJ, Gung C, Hospital M, et al. Impact of using non-rebreathing mask in patients with respiratory failure. Journal of the Medical Sciences. Published online 2020. doi:10.21203/rs.3.rs-27717/v1
3. O’Driscoll BR, Howard LS, Earis J, et al. BTS guideline for oxygen use in adults in healthcare and emergency settings. Thorax. 2017;72(6):i1-90. doi:10.1136/thoraxjnl-2016-209729

Kontraindikasi Non-Rebreathing O...
Komplikasi Non-Rebreathing Oxyge...

Artikel Terkait

  • Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
    Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
  • Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
    Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
  • Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
    Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
  • Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
    Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
  • Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
    Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 08:30
Neonatus dgn desaturasi SpO2 92-92% apakah ini suatu kondisi yg berbahaya dan perlu ranap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, sy kemaren kedatangan px neonatus 13 hari, dikatakan pilek oleh ibunya sejak 3 hari terakhir dan ketika tidur nafasnya tampak kurang nyaman....
dr. Muh Bayu Setiono
Dibalas 21 Mei 2024, 06:47
Tipe tabung oksigen
Oleh: dr. Muh Bayu Setiono
2 Balasan
Siapa tau ada yg tau tentang tabung oksigen. Kalau mau tau tabung oksigen yg kita punya tipe D atau E atau H itu bisa lihat dimana ya?Soalnya untuk mengukur...
Anonymous
Dibalas 31 Agustus 2023, 10:36
Nasal canul untuk pemberian oksigen 2-4 lpm
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok, ijin bertanya....Nasal canul utk O2 2-4 lpm....NRBM harus 10-15 lpm....5-9 lpm kita pakai apa dok jika nrbm tidak bisa/tidak boleh? Trmksh

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.