Komplikasi Terapi CPAP
Komplikasi terapi CPAP (continuous positive airway pressure)) yang dapat segera dirasakan oleh pasien adalah rasa tidak nyaman, terutama pada hari-hari pertama penggunaan. Komplikasi lain adalah trauma mukosa nasal, iritasi mata, iritasi kulit, dan sensasi kembung.
CPAP tidak memberikan komplikasi volutrauma dan barotrauma, yang biasa terjadi pada penggunaan ventilasi mekanik invasif. Namun, pasien dalam terapi CPAP di rumah sakit perlu dipantau ketat, termasuk tanda vital dan gas darah. Perubahan status hemodinamik pasien dapat terlihat dari tekanan darah, frekuensi nadi, laju pernapasan, output urin, dan konsentrasi oksigen serta karbondioksida dalam darah. Kondisi ini dapat menjadi pertimbangan dokter dalam pengaturan CPAP, atau bahkan memberhentikan penggunaan CPAP.[1-3,13,14]
Rasa Tidak Nyaman
Ketidakpatuhan terapi CPAP menjadi masalah yang cukup besar akibat perasaan tidak nyaman. Agar dapat melewati fase adaptasi, pasien perlu terbiasa untuk merasakan hembusan udara dari mesin CPAP.[1]
Pada pasien berusia sangat lanjut atau anak-anak, dengan indikasi kuat menggunakan CPAP, dapat diberikan sedasi ringan dengan fentanyl dosis rendah atau dexmedetomidine. Sedasi ini dapat memberi kenyamanan pada pasien dan meningkatkan kepatuhan terapi.[1]
Trauma Mukosa Nasal
Komplikasi CPAP dapat berupa kongesti, iritasi mukosa, atau bahkan perdarahan nasal. Komplikasi ini dapat diringankan dengan fitur humidifier pada mesin CPAP terbaru. Trauma pada mukosa nasal dilaporkan lebih sering terjadi pada pasien yang memiliki berat badan kurang dari ideal, serta durasi penggunaan CPAP yang lama.[13]
Pemberian hydrocolloid dressing atau bahan pelembab hidung berbahan dasar gel pada kedua nares anterior terbukti memberikan proteksi mukosa nasal akibat CPAP yang digunakan melalui nasal kanul. Penelitian lain yang membandingkan antara penggunaan CPAP melalui nasal kanul dengan face mask membuktikan bahwa insidensi trauma mukosa nasal lebih sedikit dengan penggunaan face mask.[13]
Iritasi Mata
Mata kering dan iritasi konjungtiva atau kornea dapat terjadi karena mekanisme yang sama dengan iritasi mukosa nasal, yaitu akibat paparan oksigen terus-menerus dari CPAP. Untuk menghindarinya, pastikan tidak ada kebocoran udara CPAP ke arah mata. Posisikan orofacial mask sedemikian rupa agar pasien dapat nyaman berkedip, serta berikan tetes mata dengan kandungan hypromellose bila perlu.[13]
Iritasi Kulit
CPAP dengan orofacial mask dapat menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit di daerah wajah yang terkena aliran udara. Hal ini dapat dicegah dengan mengoleskan krim pelembab di daerah bibir dan kulit yang terkena penekanan orofacial mask atau paparan aliran udara CPAP.[13]
Sensasi Kembung
Pasien juga dapat merasakan sensasi kembung akibat aliran udara terus-menerus dari CPAP. Beberapa pasien melaporkan kembung yang cukup berat, hingga mual dan muntah. Antisipasi pencegahan aspirasi adalah dengan mengecilkan tekanan CPAP atau memasang selang nasogastrik sehingga dapat dilakukan aspirasi ketika pasien merasa kembung.[1]