Indikasi Pewarnaan Gram
Indikasi pewarnaan Gram adalah untuk memperoleh karakteristik dan klasifikasi bakteri. Pewarnaan Gram penting untuk identifikasi bakteri, karena dengan menggunakan mikroskop cahaya, bakteri yang belum diberi pewarnaan tidak dapat dilihat.[3]
Pewarnaan gram bisa membantu penegakan diagnosis pada berbagai penyakit seperti gonorrhea, servisitis, anthrax, difteri, klamidia, dan impetigo. Berdasarkan hasil pewarnaan Gram, bakteri dapat dibedakan berdasarkan struktur dinding sel, yaitu Gram positif dan negatif.
Bakteri Gram positif yang kandungan peptidoglikan yang lebih banyak pada dinding sel dan akan berwarna biru sampai ungu di bawah mikroskop. Sedangkan bakteri Gram negatif memiliki kandungan lipid yang lebih banyak pada dinding sel dan akan berwarna merah sampai merah muda. Selain bakteri, pewarnaan Gram dapat menemukan jamur dan khamir (yeast).[4,12]
Secara umum, fungsi dari pewarnaan Gram adalah :
- Memeriksa spesimen yang diperoleh dari cairan tubuh atau biopsi jaringan, dengan hasil yang didapatkan lebih cepat dibandingkan kultur bakteri
- Mengetahui kualitas spesimen, sehingga dapat menentukan kelayakan spesimen untuk dikultur
- Memberikan informasi awal kemungkinan bakteri yang menyebabkan infeksi
- Mengetahui karakteristik bakteri yang tumbuh dalam media kultur[2]
Pada kasus sepsis akibat bakteremia, pewarnaan Gram dilakukan pada spesimen darah. Kesamaan hasil kultur dan pewarnaan Gram dilaporkan sebesar 98,8%. Penggunaan pewarnaan Gram pada sampel duh tubuh pria dapat mendeteksi Neisseria gonorrhoeae dengan spesifisitas dan sensitivitas >97%. Pada kasus bakterial vaginosis, pewarnaan Gram lebih spesifik daripada kultur atau hibridisasi probe.[5]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli