Pedoman Klinis Resusitasi Neonatus
Pedoman klinis mengenai tindakan resusitasi neonatus, sebagai berikut:
- Resusitasi neonatus adalah tindakan yang dilakukan pada neonatus dengan gangguan pernapasan saat transisi kehidupan intrauterin menjadi Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi mortalitas dan meningkatkan angka keberlangsungan hidup neonatus
- Stabilisasi awal neonatus dilakukan dengan mempertahankan suhu tubuh 36,5-37,5 derajat C, pembersihan sekret (bila perlu), pengeringan tubuh bayi, dan stimulasi napas
- Monitoring EKG atau oksimetri dilakukan untuk evaluasi denyut jantung dan saturasi oksigen sebagai pemantauan hasil resusitasi
- Pemberian oksigen diinisiasi dengan konsentrasi 21% untuk bayi aterm dan 21-31% untuk bayi prematur. Konsentrasi dapat ditingkatkan bertahap sesuai dengan saturasi oksigen neonatus dan target saturasi oksigen yang sesuai
- Kompresi dada dilakukan pada sepertiga bawah tulang sternum dengan kedalaman sekitar sepertiga diameter anteroposterior dada dengan perbandingan kompresi dengan ventilasi 3:1, kecepatan 90 kompresi dan 30 ventilasi dalam 1 menit. Kompresi diberikan pada neonatus yang sudah diberikan ventilasi tekanan positif via intubasi, namun masih memiliki denyut jantung dibawah 60 kali/menit
- Epinefrin diberikan pada neonatus dengan denyut jantung dibawah 60 kali/menit meskipun telah diberikan ventilasi adekuat dengan ETT dengan konsentrasi 100% dan sudah dilakukan kompresi dada selama 60 detik. Untuk mencegah penumpukan epinefrin di pipa endotrakeal, pemberian epinefrin perlu diikuti dengan pemberian 5 nafas secara cepat
- Hanya cairan NaCl 0.9% yang dapat digunakan untuk ekspansi volume cairan neonatus. Dosis pemberian cairan NaCl 0.9% adalah 10 ml/kg, intravena, bolus pelan
- Pasca resusitasi, jalan napas neonatus perlu dipertahankan dan pemantauan terkait glukosa, cairan, dan elektrolit perlu dilakukan secara berkala. Tindakan hipotermia terapeutik direkomendasikan pada neonatus dengan ensefalopati derajat sedang-berat [6,8,10,14]