Indikasi MRI Otak
Indikasi magnetic resonance imaging atau MRI otak adalah untuk diagnosis bermacam kondisi patologis otak, misalnya tumor otak, perdarahan intrakranial, stroke, infeksi, dan gangguan neurodegeneratif. MRI otak juga dapat diindikasikan untuk proses terapeutik, misalnya untuk memandu radioterapi tumor otak atau merencanakan bedah otak.
Selain pada populasi umum, MRI juga dapat dilakukan untuk wanita hamil dan anak bila perlu karena pemeriksaan ini bersifat relatif aman, noninvasif, dan tidak memiliki radiasi ion. Secara lebih detail, beragam indikasi diagnostik MRI otak adalah sebagai berikut:
- Iskemia atau infark pada otak
- Anomali serebrovaskular
- Perdarahan intrakranial
- Infeksi intrakranial
- Massa atau tumor intrakranial
- Trauma atau cedera akson yang luas
- Gangguan neurodegeneratif atau dementia
- Inflamasi intrakranial
- Abnormalitas kongenital
- Kejang
- Sakit kepala
- Neuropati kranial
- Herniasi otak
MRI otak juga dapat diindikasikan untuk proses terapeutik, misalnya untuk memandu radioterapi terhadap tumor otak, merencanakan bedah saraf, atau memandu prosedur intervensi secara radiologis.
Berbeda dengan pemeriksaan radiologis lain, pasien dengan penyakit ginjal moderat dapat menerima zat kontras pada pemeriksaan MRI otak dengan syarat:
- Zat kontras tidak diberikan dalam dosis tinggi
- Frekuensi pemberian zat kontras diminimalkan
- Adanya jeda waktu yang cukup untuk melakukan pemindaian selanjutnya
- Zat kontras yang diberikan harus yang lebih aman daripada yang berbasis gadolinium dan harus yang tidak dikontraindikasikan pada pasien
Penggunaan zat kontras pada ibu menyusui yang memang sangat perlu menjalani MRI dengan kontras masih mungkin dilakukan. Meskipun zat kontras bisa diekskresikan ke dalam air susu ibu, kadarnya sangat sedikit, yaitu sekitar 0,04%. Bayi hanya akan mengabsorpsi sekitar 0,8% dari kadar tersebut, sehingga ibu tidak perlu berhenti menyusui selama 24–48 jam setelah injeksi zat kontras.[1-3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur