Pedoman Klinis Laryngoscopy
Pedoman klinis pada laryngoscopy adalah sebagai berikut:
- Laryngoscopy adalah prosedur untuk membuka jalan napas dan memvisualisasi struktur laring. Tergantung dari jenisnya, laryngoscopy dapat berguna sebagai alat bantu diagnosis ataupun untuk tata laksana pada kondisi tertentu, seperti ekstraksi benda asing, insisi nodul, atau intubasi
- Terdapat beberapa jenis laryngoscopy yang dapat dilakukan yaitu indirect laryngoscopy, direct laryngoscopy, dan fiberoptic laryngoscopy[1-3,8]
- Laryngoscopy diindikasikan untuk pasien dengan keluhan batuk kronis, disfonia, disfagia otalgia persisten, sensasi benda asing, serta pada pasien trauma atau pasien dengan gangguan napas
- Laryngoscopy tidak dianjurkan pada pasien dengan penyakit pada glotis dan supraglotis, trauma kraniofasial, obstruksi berat pada jalan napas, di mana laryngoscope sulit untuk dimasukkan
Indirect dan fiberoptic laryngoscopy yang dilakukan dalam keadaan sadar tidak dapat dilakukan pada pasien yang tidak kooperatif[2,3,5-9]
- Secara umum, laryngoscopy merupakan prosedur yang tidak menyakitkan. Namun terdapat beberapa komplikasi yang mungkin terjadi terutama pada direct laryngoscopy, seperti: laryngospasm, trauma, dan nyeri akibat pemeriksaan[2,3,5-7]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri