Pendahuluan Panendoskopi
Panendoskopi adalah prosedur triple endoscopy yang menggabungkan laringoskopi, bronkoskopi, dan esofagoskopi. Prosedur ini melibatkan pemeriksaan nasofaring, rongga mulut, orofaring, hipofaring dan laring, serta bronkus dan esofagus. Pada umumnya, panendoskopi dilakukan dengan anestesi umum. Prosedur panendoskopi dapat dilakukan bersama dengan tindakan biopsi massa untuk menegakkan diagnosis atau eksisi jaringan abnormal sebagai suatu bentuk terapi.[1,2]
Panendoskopi banyak digunakan untuk evaluasi rutin kanker kepala dan leher, serta untuk deteksi karsinoma sel skuamosa kepala dan leher. Panendoskopi juga bermanfaat untuk mengidentifikasi tumor primer pada mukosa saluran aerodigestif bagian atas pada pasien dengan paparan karsinogen yang diketahui, seperti paparan alkohol dan merokok.[1,2]
Panendoskopi telah dilaporkan lebih superior dibandingkan rontgen toraks dan barium swallow dalam menunjang diagnosis kelainan di saluran aerodigestif, bahkan pada pasien dengan gambaran CT/PET scan yang normal. Prosedur panendoskopi rutin memiliki kekurangan yaitu biaya yang relatif mahal dan risiko komplikasi. Saat ini dengan berkembangnya teknologi pencitraan, seperti CT scan, MRI, dan positron-emitting tomography (PET), penggunaan panendoskopi menjadi semakin selektif.[3,4]