Indikasi Panendoskopi
Indikasi prosedur panendoskopi antara lain untuk menegakkan diagnosis dan prognosis dengan bantuan biopsi pada tumor saluran napas bagian atas; menentukan stadium tumor melalui inspeksi, palpasi, dan sampel biopsi; menyingkirkan kemungkinan adanya tumor primer lain di saluran aeorodigestif; atau sebagai prosedur pemantauan rekurensi post terapi.[1,5,6]
Selain untuk mendiagnosis tumor, prosedur panendoskopi dilakukan pada pasien dengan lesi pita suara dan keadaan patologis yang mengenai faring, laring atau lidah, serta sebagai prosedur tata laksana contohnya pada kondisi tertelan benda asing dan tertelan bahan kaustik. Prosedur ini juga bisa dipakai untuk menentukan eligibilitas pasien untuk menjalani prosedur pembedahan robotik transoral (transoral robotic surgery).[1,5-8]
Saat ini, prosedur panendoskopi tidak dilakukan secara rutin karena biaya yang relatif mahal, risiko komplikasi, serta semakin berkembangnya teknologi pencitraan, seperti CT scan, MRI, dan positron-emitting tomography (PET).[3,4]
Evaluasi Metastasis Jauh
Dalam evaluasi metastasis jauh pada kepala dan leher, PET/CT scan lebih sensitif dan superior untuk evaluasi lesi dalam. Sementara itu, panendoskopi memiliki akurasi yang tinggi untuk lesi mukosa primer yang lebih kecil atau superfisial.[17]
Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher
Apabila diagnosis karsinoma sel skuamosa metastatik telah ditegakkan, evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk mengidentifikasi tumor primer. Hal ini dilakukan utamanya dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan aspirasi jarum halus invasif minimal. Namun, bila tumor primer belum dapat teridentifikasi, dapat dilakukan panendoskopi dan pemeriksaan pencitraan.
Selain itu, panendoskopi juga dilakukan jika dicurigai terdapat keganasan primer kedua pada traktus aerodigestif bagian atas.[17]
Kanker Sinonasal
Pada kanker sinonasal, panendoskopi dapat digunakan untuk evaluasi pasien setiap 3-4 bulan dalam 2 tahun pertama, yang dilanjutkan setiap 6 bulan pada tahun-tahun setelahnya.[18,19]