Indikasi Tes Narkoba
Indikasi dari tes narkoba umumnya adalah untuk terapi penyalahgunaan obat, pemantauan kepatuhan dan untuk keperluan forensik. Tes narkoba jarang digunakan dengan penanganan klinis akut pasien karena manfaat klinis yang sedikit.[1,11,12]
Opioid dan Opiat
Opiat adalah alkaloid yang berasal dari biji tanaman papaver somniferum yang dikeringkan. Jenis alkaloid ini adalah natural (morfin dan kodein) atau semi sintetik (oxycodone, buprenorphine, hydromorphone). Fungsi utama opioid dan opiat secara medis adalah sebagai analgesik.[3,7]
Amphetamine dan Cocaine
Amphetamin adalah stimulan sistem saraf pusat. Amphetamin menstimulasi pelepasan dopamine dan menyebabkan efek euforia. Terdapat banyak turunan amphetamine, namun yang umum digunakan adalah methamphetamine dan MDMA.[1,7]
Kokain atau cocaine merupakan derivat alkaloid yang ditemukan di daun Erythroxylon coca. Kokain bekerja sebagai stimulan dengan cara menghambat ambilan kembali dopamine dan norepinefrin di sistem saraf pusat. Secara medis, kokain digunakan terbatas sebagai anestesi topikal pada operasi hidung.[1,7]
Benzodiazepine
Benzodiazepine adalah modulator reseptor GABA yang memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah sebagai anticemas, pelemas otot, dan anti kejang. Contoh dari benzodiazepine adalah clonazepam, lorazepam, midazolam, dan alprazolam.[3,7]
Cannabis
Cannabis berasal dari daun dan bunga cannabis sativa yang dikeringkan. Zat psikoaktif dalam cannabis adalah tetrahydrocannabinol (THC) dengan efek euforia, relaksasi, analgesik, dan psikosis. Cannabis memiliki bentuk sintetik yang dijual dengan beberapa nama, seperti spice dan K2.[1,3,7]
Barbiturat
Barbiturat berfungsi sebagai hipnotik sedatif. Barbiturat digolongkan berdasarkan durasi kerja, kerja sangat pendek (thiopental), kerja pendek (secobarbital), kerja sedang (butalbital), dan kerja panjang (phenobarbital).[1,7]
Tujuan Tes Narkoba
Tes narkoba secara umum bertujuan untuk menghalangi penggunaan non medis, memulai terapi adiksi, mengidentifikasi relaps secara dini, meningkatkan keluaran dari manajemen adiksi dengan pemantauan pasca terapi. Skrining tes narkoba sendiri memiliki peran yang terbatas dalam penanganan akut pasien.[1,12]
Kecurigaan Penyalahgunaan Obat
Tes narkoba bisa dilakukan dalam unit gawat darurat pada pasien yang datang dengan gejala yang mirip dengan intoksikasi suatu obat, sehingga bisa dibedakan dengan etiologi trauma atau penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan stimulan kokain atau amphetamine pada pasien dengan psikotik akut. Tes narkoba dapat dilakukan secara volunter pada remaja dengan gejala depresi, cemas, hiperaktivitas, atau adanya gangguan dalam sekolah dan hubungan interpersonal yang dicurigai memiliki kaitan dengan penggunaan obat.
Menentukan Interaksi Obat
Pada pasien yang dicurigai menggunakan obat adiksi dengan suatu kondisi medis umum tertentu, tes narkoba bisa dilakukan membantu mencegah interaksi obat. Misalnya pada kejang, terapi dengan phenytoin dihindari apabila tes narkoba positif untuk kokain. Pada kejadian kardiovaskular, terapi dengan beta bloker seperti bisoprolol dihindari apabila tes narkoba positif kokain.
Menentukan Tindakan Kedokteran
Pada pasien yang akan mendapatkan transplantasi organ tidak bisa menjalani prosedur apabila didapatkan tes narkoba yang positif.
Keperluan Forensik
Tes narkoba bisa dilakukan sebagai bagian dari pencarian bukti tindak kejahatan atau kekerasan, misalnya tindakan meracuni atau paparan terhadap suatu zat. Kekerasan seksual yang didahului dengan konsumsi suatu substansi bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengingat kejadian. Pada anak, hasil tes narkoba positif bisa jadi merupakan bukti pendukung penelantaran anak atau kekerasan yang dilakukan orang tua.
Terapi Penyalahgunaan Obat dan Pemantauan Kepatuhan
Tes narkoba bisa digunakan sebagai pemeriksaan rutin dalam terapi penyalahgunaan obat. Tujuan dari pemantauan adalah mencegah efek samping dari farmakoterapi dan memantau kepatuhan pasien terhadap rencana medis tertentu. Waktu tes dilakukan secara acak dan berkala.
Bukti Tindakan Kriminal
Tes narkoba bisa digunakan sebagai bukti pada tindakan kriminal, berdasarkan permintaan dari lembaga hukum terkait. Hasil harus diperiksa dan didokumentasikan dengan baik serta disimpan secara aman.[1,3,4,11]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja