Indikasi Phlebotomy
Indikasi phlebotomy umumnya adalah sebagai tindakan diagnostik untuk pemeriksaan penunjang laboratorium sampel darah. Selain itu, phlebotomy juga memiliki indikasi terapeutik seperti pada pasien polisitemia vera atau sebagai sarana administrasi obat.
Indikasi Diagnostik
Indikasi phlebotomy yang paling umum adalah pengambilan sampel darah yang akan diproses untuk analisis hematologi, biokimia, atau kultur darah. Pemeriksaan hematologi dapat berupa pemeriksaan darah lengkap yang meliputi kadar hemoglobin, hematokrit, platelet, studi koagulasi, crossmatch darah.
Hasil analisis sampel darah akan membantu kajian diagnosis dan tata laksana pasien secara klinis. Selain untuk analisis komponen darah, pengambilan darah melalui phlebotomy juga dapat digunakan sebagai akses donor darah. Untuk donor darah, phlebotomy direkomendasikan dilakukan pada vena yang besar seperti pada area fossa antecubiti dan menggunakan jarum yang lebih besar.[3,4]
Indikasi lain phlebotomy adalah pengambilan darah vena untuk analisis gas darah seperti yang biasa dilakukan pada pasien gagal napas. Pada umumnya, sampel untuk analisis gas darah diambil dari arteri. Namun, dalam kasus pungsi arteri tidak dapat dilakukan, maka phlebotomy dapat dilakukan.[1,4]
Sampel vena memiliki validitas yang cukup baik dalam menilai pH, PCO2, dan HCO3. Hasil dari pemeriksaan penunjang ini dapat memperlihatkan kondisi ketidakseimbangan asam dan basa dalam tubuh.[1,4]
Indikasi Terapeutik
Tidak hanya untuk penunjang diagnosis, phlebotomy juga dapat dilakukan sebagai penunjang terapi. Phlebotomy dapat berfungsi untuk administrasi obat. Administrasi obat secara intravena dapat menggunakan jarum suntik atau winged needle (untuk mengadministrasikan obat melalui infus dalam jangka pendek).[1,4]
Selain itu, phlebotomy merupakan tindakan terapeutik pada beberapa penyakit seperti polisitemia vera, hemokromatosis, porphyria cutanea tarda, sickle cell, dan non-alcoholic fatty liver disease dengan hiperferitinemia. Pada penyakit-penyakit tersebut, phlebotomy memungkinkan pengeluaran sel darah merah dan besi serum berlebih, sehingga gejala dan komplikasi penyakit dapat dikontrol.[5,6]