Pedoman Klinis Auskultasi Paru
Pedoman klinis dari auskultasi paru meliputi penggunaan bagian bel dari stetoskop untuk mendengar suara frekuensi rendah seperti bunyi napas vesikular, sedangkan bagian diafragma atau membrane digunakan untuk mendengar suara frekuensi tinggi seperti mengi dan rales.[1-4]
Penggunaan Stetoskop
Pastikan stetoskop digunakan dengan benar dan ditempatkan secara erat pada kulit pasien. Lakukan disinfeksi dengan alcohol swab stetoskop antar pasien untuk menghindari potensi penularan infeksi.[3-5]
Posisi Pasien yang Benar
Pasien sebaiknya dalam posisi duduk atau berbaring dengan dada terbuka. Pastikan pasien merasa nyaman dan dapat bernapas dengan baik selama prosedur.[3-5]
Lokasi Pemeriksaan
Lakukan auskultasi di berbagai area dada, termasuk lobus atas dan bawah paru di sisi kanan dan kiri. Jangan lupa untuk memeriksa area seperti apeks dan basis paru. Berikan instruksi kepada pasien untuk bernapas secara normal atau mengikuti arahan (misalnya, bernapas dalam atau ekspirasi kuat) selama prosedur.[3-5]
Identifikasi Suara Napas
Sebelum mencari suara napas abnormal, perhatikan dengan seksama suara napas normal pada setiap area auskultasi. Selanjutnya, fokus pada suara napas abnormal seperti mengi, ronkhi, rales, stridor, atau pleural friction rub. Ini dapat mengarahkan diagnosis seperti asma, tuberkulosis, dan pneumonia [3-5]
Korelasi dengan Temuan Lainnya
Hubungkan temuan auskultasi dengan data dari anamnesis, pemeriksaan fisik lain, serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya. Integrasi informasi ini dapat membantu dalam membuat diagnosis yang akurat.[3-5]