Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Komplikasi Transthoracic Needle Aspiration general_alomedika 2023-08-22T08:28:01+07:00 2023-08-22T08:28:01+07:00
Transthoracic Needle Aspiration
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Komplikasi Transthoracic Needle Aspiration

Oleh :
dr. Rifan Eka Putra Nasution
Share To Social Media:

Komplikasi transthoracic needle aspiration (TTNA) dapat terjadi secara langsung atau terjadi beberapa jam setelah tindakan. Secara umum, TTNA adalah prosedur minimal invasif yang aman. Namun, beberapa komplikasi seperti pneumothorax, perdarahan, hemoptisis, emboli paru, dan tumor seeding dapat terjadi.[2-4,9]

Pada populasi lansia, hasil studi menunjukkan bahwa hampir 50% subjek mengalami komplikasi, yaitu pneumothorax (36,5%) dan perdarahan (19,2%). Namun, tidak ada pasien yang memerlukan transfusi, mengalami hemoptisis masif, emboli udara, ataupun kematian. Komplikasi tidak meningkat pada mereka yang berusia 85 tahun atau lebih.[16]

Pneumothorax

Pneumothorax adalah komplikasi TTNA yang paling umum. Insiden pneumothorax akibat TTNA dilaporkan berkisar antara 0–61%, dengan rerata 20%. Peningkatan usia pasien, adanya penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), durasi prosedur terlalu lama, dan adanya fisura transversalis merupakan faktor risiko terjadinya pneumothorax. Jika pneumothorax berkembang selama prosedur, pneumothorax dapat disedot secara manual sebelum jarum pengantar dicabut.[11]

Pasien juga direkomendasikan untuk ditempatkan dengan posisi biopsi menghadap ke bawah dan diberikan oksigen melalui kanula hidung. Untuk pneumothorax yang berkembang setelah prosedur, berbagai tindakan dapat dilakukan sesuai derajat pneumothoraxnya.

Pneumothorax kecil dapat dimanajemen dengan pemantauan tanda vital, pemberian oksigen, dan rontgen toraks. Jika rontgen toraks 2 dan 4 jam pascatindakan tidak menunjukkan perubahan, tindakan evakuasi udara dapat dipertimbangkan.[12]

Pneumothorax yang lebih besar mungkin memerlukan intervensi seperti pemasangan chest tube kecil. Kasus ini terjadi pada 1–14,2% pasien. Chest tube memungkinkan pengobatan komplikasi yang berpotensi signifikan tanpa memerlukan intervensi bedah. Selain itu, chest tube dapat dipasang pada pasien rawat jalan.[13]

Perdarahan dan Hemoptisis

Komplikasi tersering kedua terkait TTNA adalah perdarahan, dengan kejadian rata-rata sekitar 11%. Perdarahan dan hemoptisis dianggap dapat sembuh sendiri dan biasanya tidak memerlukan intervensi. Namun, pasien harus ditempatkan dengan posisi biopsi menghadap ke bawah untuk mencegah aspirasi darah ke paru-paru kontralateral.[2,8]

Pasien yang mengonsumsi antikoagulan atau mengalami perdarahan diatesis harus dikontraindikasikan untuk tindakan TTNA. Selama prosedur, operator dianjurkan untuk mengarahkan jalur jarum menjauh dari aorta dan jantung untuk menghindari cedera yang tidak disengaja. Perdarahan masif sangat jarang tetapi mungkin memerlukan konsultasi anestesi untuk diintubasi dengan selang endotrakeal lumen ganda.[2,8]

Emboli Udara

Emboli udara pada TTNA sangat jarang terjadi tetapi bisa bersifat fatal jika tidak diperbaiki. Kondisi ini berpotensi menyebabkan infark serebral atau miokard, stroke, atau kematian. Sedikitnya 0,5 mL udara diperlukan untuk menginduksi iskemia koroner atau aritmia. Dalam studi kohort besar pasien TTNA, angka kejadian kasus emboli udara adalah 0,02–1,8%.

Ada dua hal yang menyebabkan emboli udara dapat terjadi, yakni: (1) penempatan ujung jarum di vena pulmonalis dan pengangkatan stilet dalam; (2) penempatan jarum melalui bronkus dan vena pulmonalis yang berdekatan, diikuti dengan terbentuknya fistula.

Jika emboli udara dikenali, pasien harus ditempatkan pada posisi Trendelenburg untuk mencegah sirkulasi udara ke otak. Emboli udara dapat dicegah dengan menutup jarum pengenal dengan stylet bagian dalam, saline, atau jari. Komplikasi ini adalah alasan lain mengapa pasien dengan batuk keras tidak dianjurkan untuk menjalani TTNA.[8,11]

Tumor Seeding

Tumor seeding merupakan komplikasi TTNA yang sangat jarang terjadi dan dilaporkan memiliki angka kejadian 0,012–0,061%. Waktu rerata dari biopsi hingga perkembangan metastasis adalah sekitar 2,6 bulan.

Saat ini, tidak ada faktor risiko pasti yang dapat diidentifikasi untuk mencegah tumor seeding. Namun, jika metastasis terjadi tetapi diisolasi ke dinding dada, reseksi en-blok yang luas dapat dilakukan. Tumor seeding telah terjadi dengan diagnosis mesothelioma pleura dan timoma. [8,11,14]

 

 

Referensi

2. Chockalingam A, Hong K. Transthoracic needle aspiration: the past, present and future. J Thorac Dis. 2015;7:S292-9. doi:10.3978/j.issn.2072-1439.2015.12.01.
3. DiBardino DM, Yarmus LB, Semaan RW. Transthoracic needle biopsy of the lung. J Thorac Dis. 2015;7:S304-16. doi:10.3978/j.issn.2072-1439.2015.12.16.
4. Yang W, Jiang H, Khan AN, et al. Transthoracic needle aspiration in solitary pulmonary nodule. Transl Lung Cancer Res. 2017;6:76–85. doi:10.21037/tlcr.2017.02.03.
8. Birchard KR. Transthoracic needle biopsy. Semin Intervent Radiol. 2011;28:87–97. doi:10.1055/s-0031-1273943.
9. Christiansen IS, Clementsen PF, Bodtger U, et al. Transthoracic ultrasound-guided biopsy in the hands of chest physicians - a stepwise approach. Eur Clin Respir J. 2019;6:1579632.
11. Heerink WJ, de Bock GH, de Jonge GJ, et al. Complication rates of CT-guided transthoracic lung biopsy: meta-analysis. Eur Radiol. 2017;27:138–48. doi:10.1007/s00330-016-4357-8.
12. Laursen CB, Naur TMH, Bodtger U, et al. Ultrasound-guided Lung Biopsy in the Hands of Respiratory Physicians: Diagnostic Yield and Complications in 215 Consecutive Patients in 3 Centers. J Bronchology Interv Pulmonol. 2016;23:220–8. doi:10.1097/LBR.0000000000000297.
13. Wiener RS, Schwartz LM, Woloshin S, Welch HG. Population-based risk for complications after transthoracic needle lung biopsy of a pulmonary nodule: an analysis of discharge records. Ann Intern Med. 2011;155:137–44. doi:10.7326/0003-4819-155-3-201108020-00003.
14. Robertson EG, Baxter G. Tumour seeding following percutaneous needle biopsy: the real story!. Clin Radiol. 2011;66:1007–14. doi:10.1016/j.crad.2011.05.012.
15. Needle Biopsy of the Lung and Pleura. Patient Educ Ref Cent. 2020.
16. Willey D, Garcia-Saucedo J, et al. Safety and Diagnostic Yield of Transthoracic Needle Aspiration of the Lung in Elderly Patients. Lung. 2021 Apr;199(2):171-176. doi: 10.1007/s00408-021-00429-7. Epub 2021 Mar 12. PMID: 33709231.

Teknik Transthoracic Needle Aspi...
Edukasi Pasien Transthoracic Nee...

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Pelebaran Mediastinum pada Rontgen Thorax Pasien Dewasa
    Pelebaran Mediastinum pada Rontgen Thorax Pasien Dewasa
  • Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
    Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
  • Red Flags Batuk Kronis
    Red Flags Batuk Kronis
  • Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer
    Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Rinata Ayu Mayangsari
Dibalas 05 Agustus 2024, 22:17
Simvastatin untuk pengobatan dislipidemia pada penderita ca paru sedang kemoterapi?
Oleh: dr.Rinata Ayu Mayangsari
2 Balasan
Alo dokter. Saya dapat pasien dengan kadar kolesterol total 355 sedang menjalani kemoterapi, apakah tepat jika saya berikan simvastatin atau perlu saya rujuk...
Anonymous
Dibalas 04 Januari 2024, 18:16
Apakah benjolan yang mengarah ke tumor ganas atau skrofuloderma?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya dok, saya ada pasien perempuan 67 tahun datang dengan kondisi lemas sejak kurang lebih 10 hari yang lalu dan keluar darah dari...
Anonymous
Dibalas 29 November 2022, 15:47
Monitoring kanker paru - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya dr Alvin Tagor Harahap, SpPD-KHOM, untuk long term monitoring pada misalnya pasien kanker paru, apakah ada pemeriksaan penunjang yang diutamakan?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.