Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Formulasi Paracetamol general_alomedika 2022-09-29T10:48:05+07:00 2022-09-29T10:48:05+07:00
Paracetamol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Formulasi Paracetamol

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Formulasi paracetamol tersedia dalam bentuk oral, injeksi, dan supositoria.

Bentuk Sediaan

Bentuk sediaan oral paracetamol terdiri dari tiga bentuk, yaitu tablet, drops, dan sirup:

  • Tablet 500 mg dan 650 mg
  • Sirup 120 mg/ 5 mL
  • Drops 60 mg/ 0,6 mL

Sediaan injeksi tersedia dalam:

  • Sediaan infus 500 mg/ 100 mL
  • Sediaan infus 1000 mg/ 100 mL

Sediaan rektal tersedia dalam:

  • Sediaan suppositoria 125 mg
  • Sediaan suppositoria 250 mg [7,8]

Cara Penggunaan

Paracetamol dalam bentuk oral dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Pemberiannya sesuai dosis yang dianjurkan. Untuk pasien anak, pemberian paracetamol dapat menggunakan pipet atau sendok sesuai dengan takaran yang dianjurkan. Untuk anak dengan berat badan < 12 kg, konsumsi dengan pipet lebih disarankan. Selain menyesuaikan dengan dosis, pemberian dengan pipet lebih mudah pada anak yang lebih muda. [1,9]

Paracetamol dalam bentuk injeksi diberikan pada pasien yang mengalami kesulitan untuk mengonsumsi obat oral, seperti pada pasien penurunan kesadaran. Dosis pada pemberian intravena perlu diperhatikan dengan baik. Pada pasien dengan berat badan kurang dari 50 kg, pemberian intravena dengan infusion pump perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko kerusakan hepar akut akibat overdosis. Pemberian 1000 mg paracetamol intravena dilakukan dalam waktu ± 15 menit. [1,9]

Sediaan suppositoria sering digunakan pada kasus kejang demam. Sebelum memasukkan paracetamol ke dalam rektum, usahakan kandung kemih dan usus dalam keadaan kosong. Jangan memegang paracetamol suppositoria terlalu lama karena tablet dapat meleleh di tangan. Saat diberikan, pasien dibaringkan dan ujung yang lebih tajam pada tablet supositoria diarahkan menghadap ke rektum. Saat sudah masuk, tahan selama beberapa menit agar obat tidak kembali keluar. Edukasi pasien untuk tidak ke kamar mandi setelah pemberian obat supositoria. [1,9]

Cara Penyimpanan

Paracetamol tablet dan sirup harus disimpan dalam tempat yang rapat dan terlindung dari sinar matahari dengan suhu < 25 C. Sediaan suppositoria harus disimpan di tempat dengan suhu < 15 C. [1]

Kombinasi dengan Obat Lain

Paracetamol sering dikombinasikan dengan obat analgesik lain, seperti ibuprofen, oksikodon,tramadol, dan analgesik lain. Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi nyeri dengan lebih efektif karena menggunakan beberapa mekanisme kerja serta mengurangi efek samping yang ditimbulkan dari masing-masing obat karena dosis yang digunakan lebih rendah. [10,11,12]

Secara umum, kombinasi obat analgesik tersebut dinilai aman apabila digunakan dalam jangka waktu pendek. Akan tetapi, sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi paracetamol dan ibuprofen selama 13 minggu menunjukkan adanya peningkatan risiko perdarahan gastrointestinal. Untuk penggunaan kombinasi paracetamol dan opioid dalam jangka waktu lama masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. [11,12]

Paracetamol juga dapat dikombinasikan dengan kafein untuk mengurangi nyeri saat migrain; dengan aspirin untuk mengurangi nyeri pada arthritis; dengan isometheptene atau diklor fenazon untuk meredakan nyeri kepala akibat gangguan vaskuler; dan dengan dekongestan atau mukolitik seperti pseudoefedrin, fenilpropanolamin, klorfeniramin,  dekstrometorfan, guaifenesin untuk meredakan gejala flu dan batuk. [13]

Referensi

1. Drugs.com. Acetaminophen. Aug 2017. Available from: https://www.drugs.com/acetaminophen.html
7. Kementerian Kesehatan R.I. Daftar Obat Esensial Nasional 2013. 2014; Available from: http://binfar.kemkes.go.id/2014/02/daftar-obat-esensial-nasional-2013/#.WM-TUbVMRjo.
8. WHO. Essential medicines. 2017; Available from: http://www.who.int/medicines/services/essmedicines_def/en/.
9. NHS.uk. Paracetamol. May 2016. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/paracetamol/
10. Pergolizzi JV, Laar MVD, Langford R, Mellinghoff HU, Merchante IM, Nalamachu S, et al. Tramadol/paracetamol fixed-dose combination in the treatment of moderate to severe pain. J Pain Res. 2012; 5: 327-346
11. Derry CJ, Derry S, Moore RA. Single dose oral ibuprofen plus paracetamol (acetaminophen) for acute postoperative pain. Cochrane Database Syst Revi 2013.
12. Doherty M, Hawkey C, Goulder M, et al. A randomised controlled trial of ibuprofen, paracetamol or a combination tablet of ibuprofen/paracetamol in community-derived people with knee pain. Ann Rheum Dis. 2011;70:1534-41.
13. WHO collaborating centre for drug statistics methodology. List of DDDs combined products. Aug 2018. Available from: https://www.whocc.no/ddd/list_of_ddds_combined_products/

Farmakologi Paracetamol
Indikasi dan Dosis Paracetamol

Artikel Terkait

  • Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
    Membedakan Infeksi Bakteri dan Virus dengan Tes Host Protein Assay
  • Penilaian Risiko Intoksikasi Paracetamol
    Penilaian Risiko Intoksikasi Paracetamol
  • Manajemen Dengue Pada Infant
    Manajemen Dengue Pada Infant
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
  • Pemeriksaan NS1 vs IgM-IgG untuk Diagnosis Dengue
    Pemeriksaan NS1 vs IgM-IgG untuk Diagnosis Dengue

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 22 Maret 2025, 14:06
DSS tanpa perubahan vital sign
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya dok, apakah bisa dok terjadi DSS namun vital sign normal?Ada ps 15 thn datang dengan keluhan lemas dan batuk sejak kemarin, demam...
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 05 Februari 2025, 20:12
Kortikosteroid untuk pasien DHF yang sudah rawat jalan di FKTP
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
2 Balasan
Alo dokter. Saya dokter internship di Puskesmas. Saya memiliki pasien perempuan usia 26 tahun post rawat inap dengan DHF yang rawat jalan di puskesmas....
ASMI-02-0184.pdf
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 28 Januari 2025, 08:51
Cegah dan Atasi Dehidrasi akibat Demam dengan Cairan Oral Isotonik
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
3 Balasan
ALO Dokter.Dehidrasi yang tidak ditangani dengan optimal dapat menyebabkan komplikasi klinis, sehingga dehidrasi wajib untuk dicegah. Penyebab dehidrasi di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.