Kontraindikasi dan Peringatan Sulfasalazine
Kontraindikasi sulfasalazine adalah pada pasien dengan obstruksi usus, obstruksi saluran kemih, dan porfiria. Peringatan diperlukan terkait adanya laporan kematian akibat agranulositosis, anemia aplastik, atau diskrasia darah lain pada penggunaan sulfasalazine.[1,7,15,19]
Kontraindikasi
Sulfasalazine kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap sulfasalazine, metabolitnya, sulfonamida, atau salisilat. Kontraindikasi lainnya adalah pada pasien dengan obstruksi usus atau saluran kemih, serta porfiria.[1,7,14,15]
Peringatan
Peringatan pada penggunaan sulfasalazine adalah risiko kematian akibat efek samping hematologi, serta adanya risiko gangguan fertilitas.[1,7,14,15]
Efek Hematologi
Kematian terkait dengan agranulositosis, anemia aplastik, atau diskrasia darah lainnya telah dilaporkan berkaitan dengan penggunaan sulfasalazine. Manifestasi klinis dari efek samping hematologi ini mencakup sakit tenggorokan, demam, pucat, purpura, atau ikterus yang mungkin mengindikasikan terjadinya myelosupresi, hemolisis, atau hepatotoksisitas.
Lakukan pemeriksaan darah lengkap dan diferensial sebelum memulai terapi sulfasalazine dan setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama terapi. Selanjutnya, pantau sebulan sekali selama 3 bulan kedua, kemudian setiap 3 bulan sekali dan sesuai indikasi klinis.[1]
Gangguan Fertilitas
Oligospermia dan infertilitas telah dilaporkan pada pria yang mendapat sulfasalazine. Efek samping ini dilaporkan hilang ketika obat dihentikan.[1]
Toksisitas Ginjal
Sulfonamida telah dikaitkan dengan toksisitas ginjal yang bermanifestasi sebagai kolik ginjal, nefritis, urolitiasis, nefrosis toksik dengan anuria dan oliguria, hematuria, proteinuria, kristaluria, pembentukan batu ginjal, serta peningkatan konsentrasi urea dan kreatinin serum.
Efek ginjal biasanya didasari oleh kristaluria. Risiko kristaluria dapat dikurangi dengan mempertahankan luaran urin yang adekuat dan dengan meningkatkan pH urin. Lakukan urinalisis dan tes fungsi ginjal lain secara berkala selama terapi sulfasalazine.
Pertahankan asupan cairan yang cukup untuk meminimalkan risiko kristaluria dan pembentukan batu. Jika kristaluria, hematuria, atau oliguria persisten atau derajat berat terjadi, terapi perlu dihentikan.[1]
Hepatotoksisitas
Hepatotoksisitas telah dilaporkan akibat penggunaan sulfasalazine. Ini mencakup peningkatan konsentrasi enzim hati, ikterus, ikterus kolestatik, sirosis, hingga nekrosis dan gagal hepar.
Lakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum memulai terapi sulfasalazine dan setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama terapi. Selanjutnya, pantau fungsi hati sebulan sekali selama 3 bulan kedua, lalu setiap 3 bulan sekali dan sesuai indikasi klinis.[1]