Pengawasan Klinis Magnesium Sulfat
Pengawasan klinis magnesium sulfat meliputi tanda dan gejala klinis toksemia magnesium, pemantauan tanda vital, serta pengecekan laboratorium serum magnesium dan fungsi ginjal
- Amati tanda tanda toksisitas magnesium seperti flushing, berkeringat, hilangnya refleks patella, gangguan konduksi jantung, kelemahan otot, hingga paralisis respiratorik.
- Monitor tanda tanda vital pasien untuk mendeteksi hipotensi yang dapat disebabkan oleh efek vasodilatasi magnesium sulfat.
- Pada pasien dengan kecurigaan hipomagnesemia, pemberian magnesium sulfat harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan serum magnesium. Pemeriksaan serum magnesium juga diperlukan untuk mengevaluasi terapi.
- Selain magnesium, kadar elektrolit yang lain juga perlu diperiksa karena kondisi hipomagnesemia biasanya berasosiasi dengan hipokalemia dan hipokalsemia.
- Pemeriksaan ekg perlu dilakukan jika terdapat kecurigaan gangguan konduksi jantung atau aritmia yang dapat muncul akibat efek samping obat.
- Pemantauan fungsi ginjal juga diperlukan untuk penyesuaian dosis dan evaluasi terapi. Urine output harus dipertahankan ≥100 mL selama 4 jam pertama setelah pemberian dosis obat.
- Jika terjadi overdosis dari magnesium sulfat, maka bantuan ventilasi sering kali dibutuhkan, berikan larutan kalsium 5% secara intravena sebanyak 10–20 mL untuk mengembalikan efek dari hipermagnesemia. Physostigmine 0,5–1,0 mg juga dapat membantu terapi.
- Neonatus dengan hipermagnesemia sering kali memunculkan manifestasi gagal napas sehingga diperlukan resusitasi dan bantuan pernapasan baik melalui intubasi maupun ventilasi tekanan positif [2,5]