Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Magnesium Sulfat
Penggunaan magnesium sulfat pada kehamilan termasuk dalam kategori D, tetapi penggunaannya sangat bermanfaat sebagai penanganan eklampsia dan preeklampsia berat pada kehamilan. Penggunaan pada ibu menyusui perlu diwaspadai karena magnesium sulfat diekskresikan ke dalam ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan FDA, magnesium sulfat masuk dalam obat kategori D yang menyatakan bahwa terdapat bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa pada eklampsia dan preeklampsia.
Magnesium dapat melewati plasenta dan konsentrasi serum pada fetus mirip dengan konsentrasi pada ibu. Pemberian magnesium sulfat selama lebih dari 5–7 hari sebagai tokolitik pada persalinan preterm (off label use) dapat menyebabkan hipokalsemia dan abnormalitas tulang (demineralisasi tulang dan osteopenia) pada fetus yang sedang berkembang.
Kasus fraktur pada neonatus dilaporkan terkait efek teratogenik magnesium pada kehamilan. Magnesium sulfat diberikan pada kehamilan hanya jika benar-benar dibutuhkan dan harus ibu harus diedukasi mengenai potensi teratogeniknya sebelum pengobatan dilakukan.
Ketika magnesium sulfat diberikan melalui infus intravena kontinu, terutama jika melebihi 24 jam sebelum persalinan (misalnya untuk mengontrol kejang), neonatus dapat memiliki gejala toksisitas magnesemia, seperti depresi pernapasan atau gangguan neuromuskular.[2,7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Magnesium sulfat diekskresikan ke dalam ASI sehingga penggunaan pada ibu menyusui perlu diwaspadai. Pada umumnya, magnesium sulfat diberikan intrapartum pada penanganan eklampsia. Konsentrasi magnesium dalam ASI meningkat secara signifikan hanya selama 24 jam setelah pemberian terapi terakhir.
Penelitian lain menunjukkan bahwa bayi yang diberikan susu pengganti ASI setelah lahir dari ibu yang diobati dengan magnesium sulfat akan kembali memiliki konsentrasi magnesium yang sama dengan populasi kontrol pada 48 jam setelah lahir.[7,16]