Efek Samping dan Interaksi Obat Acetylcysteine Antidot
Risiko efek samping penggunaan acetylcysteine atau asetilsistein antidot di antaranya bronkospasme, terutama pada pasien dengan asma akut. Interaksi obat dapat timbul pada penggunaan bersama obat yang mengandung logam, seperti suplemen zat besi dan copper, serta beberapa obat antimikroba.[1,12,13]
Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan acetylcysteine di antaranya:
- Bronkospasme terutama pada pasien asma akut, yang disebabkan oleh pelepasan histamin lokal dan penghambatan takifilaksis alergen oleh acetylcysteine
- Reaksi hipersensitivitas, seperti angioedema, pruritus, urtikaria, rash, takikardi, dan hipotensi
- Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare[12,13]
Pemberian acetylcysteine intravena dapat menyebabkan reaksi anafilaktoid, yang ditandai dengan ruam, wheezing/sesak, atau hipotensi. Jika terjadi reaksi ini, perlu dilakukan penanganan suportif. Pemberian acetylcysteine dapat ditunda atau tetes infus bisa diperlambat, kemudian pasien diberikan antihistamin atau bronkodilator bila diperlukan.[1,12]
Interaksi Obat
Efektivitas obat acetylcysteine akan berkurang bila dikonsumsi bersamaan dengan obat yang mengandung logam, seperti zat besi dan copper. Selain itu, penurunan efektivitas dapat terjadi jika digunakan bersama obat antimikroba, seperti amfoterisin B, ampisilin Na, erythromycin lactobionate, dan tetrasiklin.[1]
Sebaiknya obat acetylcysteine tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat antitusif, karena dapat menyebabkan penumpukan lendir pada saluran napas. Untuk penggunaan acetylcysteine pada pasien asma akut atau yang memiliki riwayat bronkospasme, sebaiknya disertai dengan pemberian bronkodilator.[12]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini