Indikasi dan Dosis Acetylcysteine Antidot
Indikasi acetylcysteine atau asetilsistein antidot pada pasien keracunan paracetamol. Acetylcysteine diberikan secara intravena (infus) atau peroral (selang nasogastrik), dengan dosis berdasarkan umur dan berat badan. Pemberian intravena dikenal dengan 21-hour regimen.[1,9]
Dosis Perinfus Dewasa
Pada keracunan paracetamol, acetylcysteine antidot dapat diberikan secara intravena dengan dosis dewasa dan protokol 21-hour regimen sebagai berikut:
- Infus inisial: dosis awal 150 mg/kgBB dilarutkan dalam 200 mL larutan dekstrosa 5%, yang dihabiskan dalam 60 menit (1 jam)
- Infus kedua: setelah infus inisial, diikuti dengan infus kontinyu dengan dosis 50 mg/kgBB dilarutkan dalam 500 mL larutan dekstrosa 5%, yang dihabiskan dalam 4 jam
- Infus ketiga: setelah infus kedua, diberikan infus kontinyu dosis 100 mg/kgBB dilarutkan dalam 1.000 mL larutan dekstrosa 5%, yang dihabiskan dalam 16 jam
Pada pasien yang mengonsumsi paracetamol >2 kali lipat dosis maksimal, dapat diberikan infus ketiga dengan dosis yang dinaikkan menjadi 200 mg/kgBB. Pemberian infus dapat dilanjutkan dengan menggunakan dosis sama dengan infus ketiga, tergantung pada evaluasi klinis individu.[1,9]
Dosis Perinfus Anak
Untuk anak, volume pengencer harus disesuaikan dengan mempertimbangkan usia dan berat badan pasien. Untuk anak dengan berat badan >40 kg, dosis yang diberikan sama seperti dewasa.[1,9]
Dosis Anak <20 Kg
Untuk anak dengan berat badan <20 kg, pemberian acetylcysteine antidot secara intravena dengan dosis dan protokol 21-hour regimen sebagai berikut:
- Infus inisial: dosis 150 mg/kgBB dilarutkan dalam 3 mL/kgBB larutan dekstrosa 5%, dan diberikan selama 60 menit (1 jam)
- Infus kedua: setelah infus inisial, diikuti dengan dosis 50 mg/kgBB dalam 7 mL/kgBB larutan dekstrosa 5%, yang diberikan dalam 4 jam
- Infus ketiga: setelah infus kedua, dilanjutkan dengan dosis 50 mg/kgBB dalam 7 mL/kgBB larutan dekstrosa 5%, yang diberikan dalam 8 jam
- Infus keempat: setelah infus ketiga, diberikan dosis 50 mg/kgBB dalam 7 mL/kgBB larutan dekstrosa 5%, dan diberikan dalam 8 jam[1,9]
Dosis Anak >20 Kg
Untuk anak dengan berat badan >20 kg, acetylcysteine antidot diberikan intravena dengan dosis dan protokol 21-hour regimen sebagai berikut:
- Infus inisial: dosis 150 mg/kgBB dilarutkan dalam 100 mL larutan dekstrosa 5%, dan diberikan selama 60 menit (1 jam)
- Infus kedua: setelah infus inisial, diikuti dengan dosis 50 mg/kgBB dalam 250 mL larutan dekstrosa 5%, yang diberikan dalam 4 jam
- Infus ketiga: setelah infus kedua, dilanjutkan dengan dosis 50 mg/kgBB dalam 250 mL larutan dekstrosa 5%, yang diberikan dalam 8 jam
- Infus keempat: setelah infus ketiga, diberikan dosis 50 mg/kgBB dalam 250 mL larutan dekstrosa 5%, dan diberikan dalam 8 jam[1,9]
Pemberian Peroral
Pemberian acetylcysteine peroral, atau melalui selang nasogastrik, harus sesegera mungkin, yaitu dalam waktu 24 jam setelah konsumsi overdosis. Ketentuan pemberian peroral adalah:
- Dosis awal: 140 mg/kgBB peroral, selama 4 jam
- Dosis lanjutan: 70 mg/kgBB setiap 4 jam, sampai total 17 dosis, di mana dosis diulangi jika emesis terjadi dalam 1 jam setelah pemberian[1,9]
Protokol bila Terjadi Reaksi Anafilaktoid
Apabila terjadi reaksi anafilaktoid yang ditandai dengan ruam, wheezing, atau hipotensi, maka dilakukan penanganan suportif. Pemberian acetylcysteine dapat ditunda atau tetes infus bisa diperlambat, kemudian pasien diberikan antihistamin atau bronkodilator bila diperlukan.[1]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini