Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Penisilamin
Penggunaan penisilamin atau penicillamine pada kehamilan dan pada ibu menyusui tidak disarankan, oleh karena kemungkinan efek samping terhadap bayi. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap bayi.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori D (FDA): Terdapat bukti positif adanya risiko malformasi pada bayi dalam kandungan berdasarkan data dari penelitian pada manusia. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[3]
Kategori D (TGA): Obat dapat atau mungkin dapat mengakibatkan malformasi atau kerusakan ireversibel pada bayi dalam kandungan.
Penisilamin dapat mengakibatkan cutis laxa pada janin. Pada penyakit Wilson atau sistinuria yang berat tanpa pilihan obat lain, penggunaan penisilamin dapat dipertimbangkan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[2]
Jika penggunaan penisilamin tidak dapat dihindari, dosisnya dapat diturunkan menjadi 25-50% dari dosis standar. [17] Meskipun begitu, terdapat data yang menunjukkan bayi lahir dengan retardasi pertumbuhan dan malformasi dari pasien dengan artritis reumatoid yang mendapatkan penisilamin kurang dari 1 gram/hari.[3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data mengenai ekskresi penisilamin di dalam ASI tidak tersedia. Namun, oleh karena banyaknya efek samping yang diakibatkan oleh penisilamin, penggunaan obat ini pada saat menyusui tidak disarankan.[2,3]