Farmakologi Cefixime
Farmakologi cefixime diperantarai properti bakterisidalnya yang diperoleh dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Bioavailabilitas cefixime di saluran cerna adalah 40–50%. Mayoritas cefixime diekskresikan di urin. Resistensi Neisseria gonorrhoeae terhadap cefixime ditemukan di berbagai negara, tetapi sebuah studi tahun 2022 menunjukkan adanya penurunan angka resistensi tersebut.
Farmakodinamik
Cefixime berikatan dengan penicillin-binding proteins (PBP) yang berada dalam dinding sel bakteri, menghambat langkah akhir sintesis peptidoglikan atau dinding bakteri. Ketika pembentukan dinding sel terhambat, aktivitas enzim autolysin dan murein hydrolase, yang merupakan enzim autolitik dinding sel, tetap berlanjut sehingga bakteri mengalami lisis.[1,13]
Studi menunjukkan cefixime memiliki efek antibakteri spektrum luas. Cefixime efektif terhadap bakteri gram positif, seperti Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, dan bakteri gram negatif, seperti Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Neisseria gonorrhoeae. Oleh sebab itu, cefixime sering digunakan sebagai terapi infeksi saluran kemih, otitis media, dan faringitis atau tonsilitis.[2]
Farmakokinetik
Cefixime dapat diabsorpsi dengan baik pada saluran cerna. Distribusi cefixime cukup luas, mencapai kulit, sputum, urin, dan cairan empedu. Cefixime dapat melewati plasenta, meskipun terdeteksi dalam jumlah minimal. Sebagian besar cefixime diekskresikan di urin, sisanya di feses.
Absorpsi
Bioavailabilitas pada saluran cerna 40–50% pada pemberian sebelum atau sesudah makanan. Pengaruh makanan hanya pada kecepatan absorpsi, dan bukan pada tingkat absorpsi. Konsentrasi maksimum dalam serum dicapai dalam 2–6 jam. Minimum inhibitory concentration (MIC) bertahan hingga >24 jam pasca administrasi obat.[2,4,10]
Distribusi
Ikatan dengan protein serum sekitar 65%. Obat ini terdistribusi dengan baik ke hampir seluruh jaringan dan cairan tubuh termasuk kulit dan jaringan ikat, sputum, urin, empedu, sinovial, peritoneal, dan perikardial. Cefixime dapat melewati plasenta, tetapi tidak terdeteksi pada dosis tunggal 100 mg.[1,2]
Metabolisme
Bukti klinis menunjukkan cefixime tidak mengalami metabolisme. Tidak ada bentuk metabolit aktif cefixime yang ditemukan di serum darah maupun urin.[14]
Ekskresi
Sekitar 50% cefixime diekskresikan via urin dalam 24 jam. Obat ditemukan di urin dalam bentuk tidak berubah. Sebagian cefixime, kurang lebih 10%, diekskresikan melalui empedu, lalu keluar melalui feses. Waktu paruh cefixime adalah sekitar 3–4 jam. Pada penderita gagal ginjal terjadi peningkatan waktu paruh hingga 11,5 jam.[1,4]
Resistensi
Semula cefixime termasuk sefalosporin spektrum luas oral yang efektif untuk terapi gonorrhea. Akan tetapi, survei European Gonococcal Antimicrobial Surveillance Programme (Euro-GASP) menunjukkan kasus resistensi Neisseria gonorrhoeae terhadap cefixime pada 17 negara. Program yang sama dari World Health Organization (WHO), atau disebut WHO-GASP, juga melaporkan resistensi N. gonorrhoeae terhadap cefixime pada lebih dari 50 negara.[5]
Namun, sebuah studi surveilans menggunakan whole-genome sequencing dan data resistensi antimikroba pada tahun 2022 untuk menilai resistensi N. gonorrhoeae di Eropa. Hasil studi menyatakan terdapat penurunan angka resistensi cefixime dibandingkan tahun 2009 dan 2010.[15]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra