Pendahuluan Cefixime
Cefixime merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga spektrum luas. Cefixime dapat digunakan sebagai terapi infeksi saluran kemih, otitis media, faringitis, tonsillitis, bronkitis kronik eksaserbasi akut, serta gonore tanpa komplikasi.[1,2]
Cefixime memiliki potensi bakterisidal, karena kemampuannya menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Cefixime dikonsumsi per oral, dengan bioavailabilitas hingga 50%. Cefixime boleh dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, tetapi makanan dapat memperlambat laju absorpsi cefixime. Eliminasi cefixime melalui ginjal, dan diekskresikan pada urin.[1,2]
Secara umum, dosis cefixime adalah 400 mg, diberikan sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 2 dosis. Lama penggunaan adalah 7–14 hari, tergantung dari berat ringannya infeksi. Penyesuaian dosis diperlukan pada populasi pediatrik dan pasien dengan gangguan ginjal.[1,2]
Efek samping tersering akibat cefixime adalah pada saluran gastrointestinal, yaitu diare, nyeri abdomen, nausea, dispepsia, dan flatulens. Kontraindikasi absolut penggunaan cefixime adalah bila ada riwayat hipersensitivitas terhadap cefixime atau obat-obatan golongan sefalosporin lainnya. Kontraindikasi lain penggunaan cefixime pada bayi usia kurang dari 28 hari yang menerima produk kalsium.[1,2]
Peringatan penggunaan cefixime adalah pada kemungkinan terjadinya hipersensitivitas, dapat berupa reaksi anafilaktik, angioedema, atau sindrom Steven-Johnson. Selain itu, penggunaan cefixime juga berpotensi menyebabkan diare akibat Clostridium difficile. Pemantauan terutama diperlukan pada pasien yang menggunakan cefixime jangka panjang, misalnya dengan pemeriksaan fungsi ginjal dan hati, parameter hematologi untuk mendeteksi anemia hemolitik, serta prothrombin time (PT).[1,2]
Pencegahan terjadinya resistensi antibiotik, termasuk cefixime, perlu diperhatikan. Pencegahan dapat dilakukan dengan hanya meresepkan antibiotik apabila terdapat dugaan kuat bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri. Selain itu, sebaiknya pemilihan antibiotik dilakukan berdasarkan hasil kultur. Jika tidak memungikan, antibiotik empirik dapat dipilih sesuai dengan data epidemiologi resistensi bakteri lokal.[2]
Sinonim: sefiksim.
Nama kimia: [6R –[6α,7β (Z)]]-(6R, 7R)-7-[2-(2-Amino-4-thizolyl)glyoxylamido]-8-oxo-3-vinyl5-thia-1-azabicyclo[4.2.0]oct2-ene-2-carboxyclic acid, 72-(Z)-[O-(carboxymethyl)oxime]trihydrate [1]
Formula molekul: C16H15N5O7S2•3H2O [2]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Cefixime
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi[1] |
Subkelas | Antibiotika, cephalosporin generasi ketiga[1] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA B[2] |
Wanita menyusui | Cefixime dapat ditemukan dalam ASI dalam kadar minimal. Tidak ada laporan efek samping pada bayi yang menyusu[3] FDA menyarankan untuk mempertimbangkan penghentian pemberian ASI sementara saat ibu mengonsumsi obat ini[2] |
Anak-anak | Aman digunakan pada anak |
Infant | Pada bayi usia <6 bulan, efektivitas dan keamanan obat ini belum pasti[2] |
FDA | Approved[2] |
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra