Farmakologi Ceftriaxone
Farmakologi ceftriaxone adalah sebagai antibiotik dengan mekanisme aksi menghambat dinding sel bakteri. Ceftriaxone berperan dalam melawan berbagai mikroorganisme, terutama bakteri gram negatif. Ceftriaxone didistribusikan dengan baik ke dalam cairan dan jaringan tubuh, dan sebagian besar diekskresikan melalui urin.
Farmakodinamik
Ceftriaxone bekerja membunuh bakteri dengan menginhibisi sintesis dinding sel bakteri. Ceftriaxone memiliki cincin beta laktam yang menyerupai struktur asam amino D-alanyl-D-alanine yang digunakan untuk membuat peptidoglikan. Tautan silang peptidoglikan dikatalisasi oleh enzim transpeptidase yang merupakan Penicillin-Binding Proteins (PBP).
Karena strukturnya yang mirip dengan asam amino D-alanyl-D-alanine, ceftriaxone secara ireversibel berikatan dengan Penicillin-Binding Proteins (PBP) yang terletak pada membran dalam bakteri. Ikatan ini kemudian menginaktivasi PBP sehingga mengganggu proses transpeptidasi peptidoglikan yang berperan menentukan kekuatan dan rigiditas membran sel. Sebagai hasilnya, sel akan lisis akibat rusaknya integritas membran sel.[3,7]
Sebagai sefalosporin generasi ketiga, ceftriaxone adalah antibiotik spektrum luas. Dibanding sefalosporin generasi pertama dan kedua, ceftriaxone memiliki aksi yang lebih baik dalam melawan bakteri gram negatif, dan memiliki efikasi yang lebih rendah dalam melawan bakteri gram positif.[2,8]
Farmakokinetik
Farmakokinetik ceftriaxone injeksi memiliki absorpsi yang baik dan distribusi yang luas.
Absorpsi
Pemberian secara intramuskular diabsorpsi secara menyeluruh. Pada pemberian dosis 1 gram secara intramuskular, ceftriaxone akan mencapai konsentrasi plasma puncak sebesar 81 mg/l dalam 2-3 jam. Pada pemberian 1 gram ceftriaxone secara intravena, konsentrasi puncak plasma mencapai 200 mg/l jika pemberian dilakukan secara bolus dan 150 mg/l pada pemberian secara infus.[9]
Distribusi
Ceftriaxone didistribusikan dengan baik ke dalam cairan dan jaringan tubuh. Sebanyak 85-95% berikatan dengan protein plasma. Volume distribusi berkisar antara 5,8-13,5 l. Obat ini dapat melewati sawar darah otak dan mencapai konsentrasi terapeutik pada cairan serebrospinal. Ceftriaxone ditemukan dapat melewati plasenta dan ASI dalam konsentrasi yang rendah.[1-3]
Metabolisme
Ceftriaxone dimetabolisme di hati.[7]
Eliminasi
Sebagian besar obat ini diekskresikan melalui urin, yaitu sebanyak 40-67%. Sisanya disekresikan ke dalam cairan empedu dan ditemukan pada feses dalam bentuk inaktif. Ceftriaxone memiliki waktu paruh yang lama, yaitu mencapai 6-9 jam.[3]
Resistensi
Resistensi terhadap ceftriaxone mulai muncul di berbagai negara terhadap beberapa jenis mikroorganisme yang sebelumnya sensitif terhadap ceftriaxone. Salah satu bakteri yang mulai mengalami resistensi terhadap ceftriaxone adalah Salmonella. Salmonella merupakan bakteri yang menyebabkan berbagai penyakit, seperti demam tifoid dan salmonellosis. Sebanyak 43 negara telah melaporkan kasus resistensi ceftriaxone pada Salmonella.[10]
Perkembangan terbaru resistensi ceftriaxone terhadap Neisseria gonorrhoeae telah dilaporkan. Hal ini menjadi perhatian khusus sebab gonorrhea masih menjadi penyakit infeksi menular seksual dengan prevalensi yang tinggi dan ceftriaxone merupakan obat lini pertama untuk penyakit ini.[11,12]
Resistensi Streptococcus pneumoniae terhadap antibiotik beta laktam seperti penisilin dan sefalosporin juga banyak diteliti. Beberapa studi melaporkan adanya resistensi S. pneumonia terhadap ceftriaxone. [13,14] Beberapa cara bakteri dapat resisten terhadap ceftriaxone adalah hidrolisis oleh beta laktamase, pengurangan afinitas PBP terhadap ceftriaxone, dan membran luar bakteri gram negatif yang tidak permeabel.[9]