Formulasi Ceftriaxone
Formulasi ceftriaxone di Indonesia adalah dalam bentuk serbuk injeksi. Ceftriaxone dapat diberikan melalui 2 rute, yaitu intramuskular dan intravena.
Bentuk Sediaan
Di Indonesia, ceftriaxone tersedia dalam bentuk serbuk injeksi dengan kekuatan 1 gram/vial.[7]
Cara Penggunaan
Ceftriaxone dapat digunakan secara intramuskular dan intravena. Secara intravena, ceftriaxone dapat diberikan secara bolus ataupun secara infus.
Injeksi Intramuskular
Untuk injeksi intramuskular, larutkan ceftriaxone 0,5 g dalam 2 ml dan ceftriaxone 1 g dalam 3,5 ml pelarut seperti Dextrose 5%, Nacl 0,9%, atau air steril untuk injeksi. Injeksi intramuskular diberikan pada otot besar seperti regio gluteus. Tidak direkomendasikan untuk memberikan injeksi lebih dari 1 g pada satu area.
Injeksi Intravena
Ceftriaxone dalam sediaan serbuk injeksi harus dilarutkan terlebih dahulu. Cairan yang dapat dipakai untuk melarutkan ceftriaxone adalah air steril untuk injeksi, NaCl 0,9%, Dextrose 5%, dan Dextrose 10%. Direkomendasikan untuk melarutkan ceftriaxone dalam konsentrasi 100 mg/ml. Injeksi intravena harus dilakukan dalam 2-4 menit.
Infus Intravena
Setelah ceftriaxone dilarutkan dalam konsentrasi 100 mg/ml, ceftriaxone dapat diencerkan dalam larutan 50 ml, atau 100 ml jika dosis ceftriaxone > 1 gram. Larutan yang dianjurkan adalah Dextrose 5% atau NaCl 0,9%. Jangan menggunakan pelarut yang mengandung kalsium seperti Ringer Laktat karena akan menimbulkan presipitasi. Infus intravena ceftriaxone dianjurkan habis setidaknya dalam 30 menit.[15]
Cara Penyimpanan
Simpan ceftriaxone dalam suhu 20-25 C. Lindungi dari paparan sinar matahari secara langsung.[3]
Kombinasi dengan Obat Lain
Kombinasi penggunaan ceftriaxone 250 mg intramuskular dan 1 gram azithromycin oral dapat digunakan sebagai dual terapi dalam tatalaksana gonorrhea yang dapat meningkatkan efikasi dan menurunkan risiko resistensi bakteri terhadap sefalosporin.[16]