Pengawasan Klinis Penicillin Benzathine
Pengawasan klinis penicillin benzathine dilakukan terkait gejala klinis, efek samping, sampai pemantauan dengan pemeriksaan penunjang. Pengawasan terkait gejala klinis infeksi sebaiknya disertai pemeriksaan darah rutin dan kultur. [1,2,4]
Gejala Klinis
Setelah dilakukan pemberian penicillin benzathine, pasien perlu dievaluasi gejala klinisnya secara berkala. Perbaikan klinis yang diharapkan antara lain hilangnya demam atau perbaikan gejala sesuai dengan sistem organ yang diserang. Jika tidak ditemukan adanya perbaikan gejala klinis, pemeriksaan penunjang lanjutan seperti kultur dapat dilakukan.[1,2,4]
Gejala lain yang perlu diperhatikan adalah munculnya efek samping seperti reaksi hipersensitivitas berat (anafilaksis) atau diare akibat penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama.[2]
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk memantau perbaikan klinis. Pemeriksaan yang sering dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kultur. Pemeriksaan darah rutin digunakan untuk memantau respon infeksi dan inflamasi, sedangkan pemeriksaan kultur dapat digunakan untuk memantau eradikasi bakteri, memantau adanya superinfeksi dan menentukan resistensi.[1,2,4]
Pemeriksaan laboratorium lain yang direkomendasikan untuk dilakukan pada pasien yang mendapatkan penicillin benzathine adalah pemeriksaan fungsi ginjal, yaitu pemeriksaan kreatinin serum atau blood urea nitrogen. Adanya penurunan fungsi ginjal yang bermakna akan mengubah dosis penicillin yang diberikan.[1,2,4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini