Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Penicillin Benzathine
Penggunaan penicillin benzathine pada kehamilan dan menyusui relatif aman. Kategori FDA untuk penicillin benzathine adalah B, sedangkan kategori TGA adalah A. Penggunaan obat harus dengan pertimbangan manfaat lebih tinggi daripada risiko pada janin atau bayi.[7,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukan penicillin benzathine ke dalam kategori B. studi pada hewan tidak menunjukkan adanya risiko malformasi, tetapi tidak ada studi yang adekuat dan terkontrol pada wanita hamil.[7]
Sedangkan Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukan ke dalam kategori A. Obat telah digunakan oleh banyak wanita hamil dan wanita dalam usia reproduktif tanpa adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya secara langsung maupun tidak langsung pada janin berdasarkan hasil observasi.[7]
Benzathine penicillin digunakan sebagai salah satu bentuk pencegahan sifilis kongenital. Sebuah studi meta-analisis menemukan bahwa tidak ada efek samping yang serius pada ibu hamil yang diberikan penicillin benzathine. Dari studi tersebut tidak ditemukan adanya laporan kematian atau reaksi efek samping yang serius.[21]
Penicillin dapat masuk ke dalam plasenta pada minggu ke-10. Kadar penicillin pada cairan amnion janin hampir sama dengan kadar penicillin di darah ibu sehingga penicillin dapat digunakan sebagai pencegahan infeksi dari ibu ke janin pada bakteri yang masih sensitif terhadap penicillin. Sampai saat ini belum ditemukan adanya malformasi pada janin dari ibu yang mendapatkan penicillin.[22]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penicillin benzathine diekskresikan ke dalam ASI, tetapi pemberian ASI pada ibu yang sedang mendapatkan penicillin benzathine dinilai aman untuk bayi.[8]
Ibu menyusui yang mendapatkan 2.400.000 unit benzathine penicillin melalui intramuskular akan menghasilkan konsentrasi penicillin benzathine sebesar 30 unit/L pada hari ketiga, dan 10 unit/L pada hari kelima. Kadar penicillin benzathine dalam ASI tidak terdeteksi setelah hari kelima. Kandungan penicillin benzathine yang didapatkan oleh bayi dari ASI adalah sekitar 6–7 unit/L per hari.[8]
Sama seperti pemberian antibiotik lain pada ibu menyusui, bayi yang mendapat ASI dari ibu yang mendapatkan penicillin benzathine dapat mengalami gangguan keseimbangan flora pada sIstem gastrointestinal sehingga dapat menimbulkan diare.[8]
Bayi yang mendapatkan ASI dari ibu yang sedang mendapatkan terapi penicillin benzathine dapat mengalami reaksi Jarisch-Herxheimer, yaitu reaksi demam, menggigil, dan intensifikasi ruam pada kulit. Walaupun demikian, angka kejadian yang dilaporkan rendah sehingga penicillin benzathine masih menjadi obat lini pertama untuk menatalaksana sifilis pada ibu menyusui.[8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini