Pengawasan Klinis Tetrasiklin
Pengawasan klinis pemberian tetrasiklin atau tetracycline dilakukan pada terapi tetrasiklin jangka panjang. Pengawasan juga dilakukan untuk mendeteksi terjadinya efek samping, misalnya hipertensi intrakranial.[2,19]
Terapi Tetrasiklin Jangka Panjang
Penggunaan tetrasiklin jangka perlu disertai dengan pemeriksaan laboratorium berkala. Pemeriksaan yang mungkin diperlukan adalah hitung darah lengkap, karena tetrasiklin dapat menyebabkan trombositopenia, eosinofilia, agranulositosis, serta anemia hemolitik dan anemia aplastik.
Pemeriksaan nilai blood urea nitrogen (BUN) dan enzim hepar juga perlu dilakukan. Jika terjadi gangguan fungsi ginjal, dosis normal tetrasiklin dapat terakumulasi secara berlebihan dalam tubuh dan menyebabkan hepatotoksisitas. Pada pasien-pasien ini, mungkin diperlukan pemeriksaan tetrasiklin serum.
Nilai normal tetrasiklin serum setelah dosis oral adalah 2–5 mikrogram/mL. Tetrasiklin serum yang lebih tinggi dapat menyebabkan azotemia, hiperfosfatemia, dan asidosis.[7,11]
Hipertensi Intrakranial
Hipertensi intrakranial merupakan salah satu efek samping tetrasiklin. Gejala hipertensi intrakranial dapat berupa sakit kepala, penglihatan kabur, atau diplopia. Meskipun tetrasiklin telah dihentikan, tekanan intrakranial dapat tetap tinggi selama beberapa minggu. Oleh karena itu, pantau tanda-tanda vital, pemeriksaan neurologi, dan funduskopi hingga kondisi pasien stabil.[2,10]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra