Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Ciclopirox
Penggunaan ciclopirox pada kehamilan dikategorikan sebagai kategori B oleh FDA dan kategori B3 oleh TGA. Pada ibu menyusui, ciclopirox tampaknya tidak dikeluarkan dalam ASI.[2,5,7,8]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori FDA, penggunaan ciclopirox dalam kehamilan masuk dalam kategori B. Ini berarti bahwa studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[2]
Berdasarkan kategori TGA, penggunaan ciclopirox dalam kehamilan masuk dalam kategori B3. Golongan ini diperuntukan bagi obat-obatan yang telah dikonsumsi oleh hanya sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur, tanpa peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin manusia. Studi pada hewan telah menunjukkan bukti terjadinya peningkatan kerusakan janin, yang signifikansinya dianggap tidak pasti pada manusia.[5]
Belum ada studi yang memadai atau terkendali dengan baik pada wanita hamil mengenai keamanan ciclopirox. Oleh karena itu, penggunaan ciclopirox selama kehamilan hanya disarankan jika manfaat potensialnya lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi pada janin.
Studi toksikologi pada hewan, termasuk tikus, kelinci, dan monyet, menunjukkan bahwa ciclopirox tidak menyebabkan toksisitas pada ibu, embriotoksisitas, atau teratogenisitas pada dosis yang jauh lebih tinggi dibandingkan dosis maksimum yang direkomendasikan untuk manusia.[7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak diketahui apakah ciclopirox diekskresikan dalam ASI atau tidak. Meski begitu, diketahui bahwa hanya sekitar 1,3% obat topikal ini yang diserap setelah aplikasi, sehingga ciclopirox dianggap berisiko rendah bagi bayi yang disusui.
Penggunaan untuk penanganan tinea unguium umumnya dianggap aman. Sebagai catatan, hindari penggunaan ciclopirox topikal pada area puting susu dan pastikan kulit bayi tidak bersentuhan langsung dengan area kulit yang telah diobati.[3,7,8]