Efek Samping dan Interaksi Obat Artemether
Efek samping artemether dapat berupa gangguan gastrointestinal ringan hingga reaksi anafilaksis. Artemether dapat berinteraksi dengan obat yang kerjanya melibatkan enzim-enzim CYP450, misalnya rifampicin dan ketoconazole.
Efek Samping
Artemether biasanya dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien. Efek samping yang mungkin terjadi perlu dibedakan dengan gejala malaria. Artemether dapat menyebabkan efek samping pada berbagai sistem organ. Efek samping gastrointestinal cukup sering ditemukan, di antaranya mual, muntah, diare, konstipasi, dan dispepsia.
Pada sistem hematologi dan sistem limfatik dapat terjadi anemia, neutropenia, eosinofilia, dan hemolisis. Reaksi hipersensitivitas, termasuk anafilaksis, juga pernah dilaporkan. Efek samping pada sistem saraf, antara lain nyeri kepala, tinnitus, ataksia, nistagmus, dan tremor.
Artemether juga dapat menyebabkan peningkatan enzim hati, seperti serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT). Pada ginjal, dapat terjadi hematuria dan proteinuria. Efek samping kardiovaskular dapat berupa bradikardia, blok jantung derajat 1.[2,6,12,13]
Interaksi Obat
Artemether dapat berinteraksi bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain yang kerjanya melibatkan enzim-enzim CYP450.
Induktor CYP3A4
Konsumsi obat yang menginduksi CYP3A4, seperti rifampicin, carbamazepine, dan phenytoin akan menurunkan efek obat artemether maupun dihydroartemisinin (DHA) sebagai metabolitnya.[12,13]
Inhibitor CYP3A4
Konsumsi obat yang menghambat CYP3A4, seperti ketoconazole, akan meningkatkan efek artemether dan DHA. Namun, tidak diperlukan penyesuaian dosis bila artemether dikonsumsi dengan inhibitor CYP3A4.[12,13]
Kontrasepsi Hormonal
Artemether dapat menginduksi lemah aktivitas CYP2C19, CYP2B6, dan CYP3A, sehingga penggunaannya bersamaan dengan kontrasepsi hormonal akan menurunkan efikasi kontrasepsi. Pengguna kontrasepsi hormonal disarankan menggunakan tambahan kontrasepsi nonhormonal selama mengonsumsi artemether.[6,12,13]
Obat yang Memperpanjang Interval QT
Penggunaan artemether harus diberikan dengan hati-hati pada pasien yang menggunakan obat yang memperpanjang interval QT, seperti antiaritmia kelas IA, misalnya quinidine, atau kelas III, misalnya amiodarone, antidepresan trisiklik, misalnya amitriptyline, dan beberapa golongan antibiotik, antara lain makrolida, fluoroquinolon, dan antifungal imidazole dan triazole.[12,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra