Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Artemether
Penggunaan artemether pada kehamilan termasuk dalam kategori C dari Food and Drugs Administration dan kategori D dari Therapeutic Good Administration. Artemether diduga disekresikan dalam jumlah sangat kecil pada air susu ibu atau ASI, sehingga penggunaan artemether pada ibu menyusui memerlukan perhatian khusus.
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drugs Administration (FDA) memasukkan penggunaan artemether pada kehamilan dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[6]
Therapeutic Good Administration (TGA) memasukkan artemether dalam kategori D. Artinya, obat telah menyebabkan, diduga telah menyebabkan atau diperkirakan akan menyebabkan peningkatan insiden malformasi atau kerusakan yang tidak dapat dipulihkan terhadap janin manusia.[9,12]
Pada penelitian observasional terhadap 500 ibu hamil yang menerima kombinasi oral artemether dan lumefantrin dan studi mengenai data 1000 ibu hamil yang menerima derivat artemisinin, tidak didapatkan peningkatan risiko komplikasi kehamilan atau efek teratogenik.[12]
Infeksi malaria selama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya luaran klinis yang kurang baik bagi ibu dan janin. Beberapa luaran klinis yang kurang baik, antara lain anemia maternal, malaria berat, abortus, stillbirth, kelahiran preterm, berat badan lahir rendah, intrauterine growth restriction, serta mortalitas maternal dan juga bayi.[6]
Artemether juga dapat menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonal, sehingga pasien usia subuh disarankan untuk menggunakan metode kontrasepsi tambahan yang nonhormonal. Kontrasepsi tambahan sebaiknya tetap digunakan selama 1 bulan.[6,13]
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan penggunaan artemether selama kehamilan dapat dilakukan jika terjadi infeksi malaria falciparum yang resisten terhadap klorokuin, dan terapi alternatif lain tidak tersedia atau tidak bisa ditolerir pasien. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[6,8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Artemether diperkirakan disekresikan dalam jumlah yang sangat kecil melalui ASI. Artemether boleh diberikan pada ibu menyusui dengan bayi yang memiliki berat >5 kg.
Keamanan penggunaan artemether pada ibu menyusui dengan bayi <5 kg belum diketahui. Pada populasi ini, pemberian artemether dapat dilakukan bila manfaat pemberian obat melebihi risiko yang dapat terjadi pada bayi yang mengonsumsi ASI dari ibu yang menerima obat ini.[12,17]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra