Pengawasan Klinis Artemether
Pengawasan klinis penggunaan artemether ditujukan untuk memantau efek samping yang mungkin terjadi, misalnya pemanjangan interval QT. Beberapa tindakan pengawasan yang dapat dilakukan, antara lain dengan pemeriksaan darah rutin, elektrokardiografi, dan pemeriksaan elektrolit.
Darah Rutin
Pemeriksaan darah lengkap diperlukan untuk mengetahui adanya efek samping hematologi, seperti anemia, neutropenia, dan eosinofilia.
Elektrokardiografi
Penggunaan artemether dapat menimbulkan efek samping kardiovaskular, seperti pemanjangan interval QT, bradikardia, hingga blok jantung derajat 1. Pengawasan klinis dengan elektrokardiografi (EKG) terutama diperlukan jika artemether digunakan bersama obat-obatan yang dapat memperpanjang interval QT, misalnya quinidine atau amiodarone.[1]
Elektrolit
Pemeriksaan elektrolit mungkin diperlukan pada pasien yang menderita muntah dan diare setelah konsumsi artemether. Gangguan elektrolit, seperti hipokalemia, dapat meningkatkan risiko terjadinya perpanjangan interval QT pada pasien yang mendapatkan artemether.[6]
Fungsi Hepar
Penggunaan artemether pada pasien dengan kelainan hepar sebaiknya disertai dengan pemantauan fungsi hepar, karena obat ini dimetabolisme di hepar. Artemether juga pernah dilaporkan menyebabkan peningkatan enzim hepar, misalnya serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT).[1,12,13]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra