Kontraindikasi dan Peringatan Artemether
Kontraindikasi artemether adalah hipersensitivitas terhadap obat ini maupun komponen penyusunnya. Peringatan penggunaan obat diberikan pada pasien yang berisiko mengalami pemanjangan interval QT, risiko infeksi ulang Plasmodium falciparum, dan pasien dengan kelainan fungsi ginjal atau hepar.
Kontraindikasi
Artemether dikontraindikasikan pada pasien dengan hipersensitivitas terhadap artemether. Artemether juga dikontraindikasikan untuk diberikan bersama obat-obatan yang kuat menginduksi CYP3A4 seperti rifampicin, carbamazepine, dan phenytoin karena dapat menurunkan konsentrasi artemether dan menurunkan efek antimalaria.[12,13]
Peringatan
Peringatan pemberian artemether ditujukan pada pasien yang berisiko mengalami pemanjangan interval QT. Peringatan juga diberikan atas kemungkinan adanya kegagalan terapi artemether oral pada pasien yang tidak dapat makan.
Pemanjangan Interval QT
Penggunaan antimalaria, termasuk artemether, dikaitkan dengan pemanjangan interval QT. Penggunaan artemether harus dihindari pada pasien dengan gangguan interval QT kongenital, bila ada riwayat keluarga dengan gangguan interval QT atau kematian mendadak, serta gangguan keseimbangan elektrolit, misalnya hipokalemia atau hipomagnesemia.
Peringatan juga diberikan ketika memberikan artemether pada pasien dengan riwayat penggunaan obat-obatan yang memperpanjang interval QT dalam 1 bulan terakhir, di antaranya antiaritmia kelas IA, misalnya quinidine, atau kelas III, misalnya amiodarone, antipsikotik, seperti pimozide, antibiotik makrolida, misalnya azithromycin, antibiotik fluoroquinolone, seperti ciprofloxacin, dan antifungal imidazole dan triazole. Lakukan pemantauan dengan elektrokardiografi (EKG) bila digunakan bersamaan.[6,13]
Kegagalan Terapi atau Kekambuhan
Peringatan diberikan akan risiko terjadinya kegagalan terapi artemether oral pada pasien yang tidak dapat makan atau muntah berulang-ulang, karena absorpsi obat dapat menjadi berkurang. Bila terdapat kekambuhan infeksi P. falciparum pada pasien yang telah mendapat terapi artemether, penggunaan obat antimalaria lain perlu dipertimbangkan.[6,12]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra