Farmakologi Kina
Farmakologi kina adalah sebagai obat malaria yang memiliki efek skizontisidal terhadap parasit malaria intraeritrosit dan gametosidal terhadap Plasmodium vivax dan P. malariae.[1,2]
Farmakodinamik
Kina bersifat skizontisidal bagi semua plasmodium, namun efek gametosidalnya hanya terhadap P. Vivax dan P. Malariae, tidak terhadap P. Falciparum. Kina akan terkonsentrasi dalam eritrosit yang mengandung parasit dan menyebabkan peningkatan pH yang akan mengganggu transpor molekul dan aktivitas fosfolipase. Sifat skizontisidal kina kurang efektif dan lebih toksik dibandingkan chloroquine.[1,4]
Kina juga dapat mengurangi asupan oksigen dan metabolisme karbohidrat pada parasit malaria. Selain itu, kina mengganggu replikasi dan transkripsi DNA melalui interkalasi DNA. Pada otot, kina mengurangi eksitabilitas otot melalui perubahan distribusi kalsium. Kina juga diduga bermanfaat sebagai antineoplasma karena mampu menghambat pompa efluks obat P-glikoprotein yang diekspresikan secara berlebihan pada tumor yang resisten terhadap obat lain.[1]
Farmakokinetik
Profil farmakokinetik kina ditandai oleh absorpsi yang baik setelah pemberian oral. Lebih dari 70% obat akan diabsorpsi setelah konsumsi kina per oral.
Absorpsi
Bioavailabilitas pada pemberian oral adalah 78-88% pada orang dewasa sehat. Kadar plasma kina pada pasien malaria lebih tinggi, diperkirakan karena pada malaria terjadi penurunan fungsi hati sehingga klirens obat berkurang. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar puncak juga lebih tinggi pada pasien dengan malaria tanpa komplikasi (5,9 jam) dibandingkan pada orang dewasa sehat (2,8 jam). Pada pemberian kina bersama dengan makanan tinggi lemak, waktu untuk mencapai kadar puncak memanjang yaitu sekitar 4 jam.[1,4]
Distribusi
Kadar kina intraeritrosit berkisar 30-50% dari konsentrasi obat dalam plasma. Kina dalam jumlah kecil juga akan berdistribusi ke empedu dan saliva. Kina juga akan didistribusikan ke sistem saraf pusat, namun penetrasinya pada pasien malaria serebral relatif buruk yaitu berkisar 2-7% dari konsentrasi plasma. Kina juga dapat melewati plasenta serta diekskresikan ke ASI.
Ikatan obat dengan protein plasma adalah 69-92% pada orang dewasa sehat. Selama infeksi malaria aktif, ikatan protein meningkat hingga 78-95% yang disebabkan peningkatan α-1-acid glycoprotein yang terjadi selama infeksi.[1,4]
Metabolisme
Kina mengalami metabolisme ekstensif di hati, terutama oleh enzim CYP3A4 dan enzim lain seperti 1A2, 2C8, 2C9, 2D6, 2E1. Selain itu, kina juga menjadi substrat P-glycoprotein (P-gp).[1,4]
Eliminasi
Waktu paruh obat pada orang dewasa adalah 8-21 jam untuk pasien malaria dan 7-12 jam untuk orang sehat atau yang sudah sembuh dari infeksi. Pada anak-anak usia 1-12 tahun, waktu paruh adalah 11-12 jam untuk pasien malaria dan 6 jam setelah sembuh dari infeksi. Sekitar 20% dari dosis kina diekskresikan dalam bentuk tidak berubah melalui urine.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH