Indikasi dan Dosis Kina
Indikasi kina adalah untuk pengobatan malaria falciparum tanpa komplikasi. Kina tidak dapat digunakan untuk pengobatan malaria berat ataupun pencegahan malaria. Penggunaan secara off label untuk pengobatan kram kaki dan nyeri otot tidak disarankan lagi karena terbukti berkaitan dengan efek samping berat seperti trombositopenia dan gagal ginjal. Keamanan penggunaan kina pada anak usia di bawah 16 tahun belum diketahui.[2]
Malaria Tanpa Komplikasi
Label FDA menyarankan agar kina digunakan pada pasien dewasa dengan malaria akibat Plasmodium falciparum tanpa komplikasi. Dosis yang digunakan adalah 648 mg setiap 8 jam selama 7 hari. Konsumsi sebaiknya bersama makanan untuk mengurangi risiko efek samping gastrointestinal.[2]
Pada Malaria Tanpa Komplikasi yang Resisten Klorokuin
CDC merekomendasikan pemberian kombinasi kina sulfat bersama dengan doxycycline, tetrasiklin, atau clindamycin pada malaria falciparum yang diperoleh dari daerah dengan resistensi tinggi terhadap chloroquine seperti Indonesia.[5]
Sebagai Terapi Alternatif Malaria Pada Wanita Hamil
Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya. Tetapi, pada ibu hamil tidak diberikan primaquine.[5,11]
Babesiosis (Off Label)
Kina dapat diberikan pada penderita babesiosis aktif. Kondisi ini ditandai dengan gejala infeksi dan identifikasi parasit babesial pada pemeriksaan darah tepi atau PCR. Pemberian kombinasi kina dan clindamycin terutama diindikasikan pada infeksi babesiosis berat.
Dosis yang digunakan adalah kina 650 mg per oral 3 kali sehari, dikombinasikan dengan clindamycin 600 mg oral 3 kali sehari atau 300-600 mg intravena 4 kali sehari.[4,6,12]
Kram Otot Kaki Nokturnal (Off Label)
Dahulu, kina secara tunggal atau kombinasi dengan vitamin E digunakan untuk pengobatan atau pencegahan kram otot kaki nokturnal, yaitu kondisi nyeri lokal pada ekstremitas bawah yang biasanya terjadi pada usia paruh baya. Meski begitu, kina telah dilaporkan menyebabkan efek samping seperti gangguan visual dan pendengaran sementara, pusing, demam, mual, muntah, dan diare. Kina juga dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas serius dan mengancam jiwa yang tidak terduga, termasuk trombositopenia, hemolytic uremic syndrome/thrombotic thrombocytopenic purpura (HUS/TTP), serta penyakit ginjal kronis.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH