Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Kina
Penggunaan kina pada kehamilan tidak disarankan. FDA memasukkan kina dalam kategori C, sedangkan TGA memasukkan kina dalam kategori D. Apabila digunakan oleh ibu menyusui, kina dapat dikeluarkan ke ASI.
Kehamilan
FDA memasukkan kina dalam Kategori C. Artinya, studi reproduksi pada binatang menunjukkan bahwa terdapat efek samping terhadap janin dan belum ada data yang adekuat dan penelitian terkontrol pada manusia.
TGA memasukkan kina dalam Kategori D. Artinya, obat telah menyebabkan, diduga telah menyebabkan atau mungkin diduga menyebabkan, peningkatan insiden malformasi janin manusia atau kerusakan permanen. Obat ini juga memiliki efek farmakologis yang merugikan.[9,11]
Studi pada hewan menunjukkan adanya kejadian toksisitas embrio, teratogenisitas, gangguan kesuburan pada hewan jantan, dan kematian fetus.[11] Meskipun demikian, panduan tata laksana malaria oleh CDC mendukung penggunaan kina yang dikombinasikan dengan clindamycin untuk infeksi malaria falciparum yang resisten chloroquine pada ibu hamil di semua trimester kehamilan.[5]
Menurut meta analisis yang membandingkan keamanan artemisinin dan kina pada ibu hamil di trimester pertama kehamilan, tidak terdapat perbedaan risiko terjadinya stillbirth, keguguran, dan anomali kongenital mayor pada dua kelompok obat.[13] Hasil meta analisis ini didukung juga oleh meta analisis lain yang membandingkan kedua kelompok obat pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Tidak terdapat perbedaan pada kejadian kematian fetus dan abnormalitas kongenital, namun pada kelompok kina didapatkan lebih banyak kejadian tinnitus, pusing, dan muntah.[14]
Ibu Menyusui
Kadar kina pada ASI terdeteksi rendah, sehingga diharapkan jumlah yang akan diminum oleh bayi hanya sedikit dan tidak menyebabkan efek merugikan. Pada satu penelitian dimana kina diberikan pada 25 ibu menyusui (dosis 10 mg/kg oral setiap 8 jam selama 1-10 hari), tidak ada kejadian toksisitas yang dilaporkan pada bayi. Kadar obat pada ASI sekitar 31% dari kadar pada plasma ibu. Diperkirakan bayi yang mendapatkan ASI dari ibu yang mengkonsumsi obat kina hanya menerima obat sejumlah 2-3 mg/hari kina basa (kurang dari 0,4% dosis ibu).[9]
Kina tidak boleh dikonsumsi oleh ibu dengan bayi yang mengalami defisiensi G6PD. Dilaporkan bahwa sejumlah kecil kina pada minuman tonik yang diminum ibu dapat menyebabkan hemolisis berat pada bayi dengan defisiensi G6PD.[15]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH