Kontraindikasi dan Peringatan Lopinavir
Kontraindikasi dan peringatan pada pemberian lopinavir terutama terkait dengan pemberian bersamaan obat yang bersifat dependen terhadap CYP3A. Selain itu, lopinavir juga memiliki interaksi dengan banyak obat sehingga penggunaan bersama obat lain harus dilakukan secara hati-hati.[3,4]
Kontraindikasi
Lopinavir/ritonavir dikontraindikasikan pada pasien yang diketahui memiliki hipersensitivitas terhadap lopinavir, ritonavir, atau komponen dari sediaan obat lopinavir.[3,4]
Lopinavir/ritonavir juga dikontraindikasikan pada penggunaan obat yang dependen terhadap CYP3A, dan obat yang dapat mengakibatkan efek samping serius atau mengancam jiwa jika kadar plasmanya meningkat. Jenis obat lain yang menjadi kontraindikasi pemberian lopinavir/ritonavir adalah obat-obatan yang dapat menurunkan konsentrasi plasma lopinavir secara signifikan dan berpotensi menimbulkan penurunan respons virologis serta kemungkinan resistensi.[3,4]
Obat-obatan yang menjadi kontraindikasi pemberian lopinavir adalah alfuzosin, dronedarone, kolkisin, rifampin, lurasidone, pimozide, dihidroergotamin, ergotamin, metilergonovin, cisapride, elbasvir/grazoprevir, hypericum perforatum, lovastatin, simvastatin, sildenafil (penggunaan untuk hipertensi arteri pulmonal), dan triazolam.[3,4]
Peringatan
Penggunaan lopinavir/ritonavir dapat mengakibatkan kematian akibat pankreatitis. Pasien yang mengalami peningkatan kadar trigliserida secara signifikan setelah pemberian lopinavir/ritonavir memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami pankreatitis. Walaupun demikian, tidak semua pasien dengan pankreatitis mengalami peningkatan trigliserida.[2,3]
Pasien dengan hepatitis B atau hepatitis C dengan peningkatan transaminase serum dapat mengalami dekompensasi akibat penggunaan lopinavir/ritonavir.[2,3]
Penggunaan lopinavir/ritonavir pada pasien dengan risiko pemanjangan interval QT harus dihindari. Penggunaan lopinavir/ritonavir pada pasien dengan gangguan struktur jantung, abnormalitas sistemik, penyakit jantung iskemik, atau kardiomiopati harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari morbiditas dan mortalitas terkait pemanjangan PR interval dan gangguan konduksi jantung.[3,4]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini