Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Telbivudin general_alomedika 2023-05-03T14:18:46+07:00 2023-05-03T14:18:46+07:00
Telbivudin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Telbivudin

Oleh :
dr. Meliyana
Share To Social Media:

Efek samping telbivudin paling sering adalah infeksi saluran nafas dan nasofaringitis. Efek samping bisa bersifat ringan hingga fatal, seperti eksaserbasi akut hepatitis, asidosis laktat, rabdomiolisis, dan neuropati perifer. Telbivudin berinteraksi dengan obat tenofovir, peginterferon alfa-2a, aminoglikosida, loop diuretik, vankomisin, amphotericin B, anti jamur golongan azole, kortikosteroid, eritromisin, dan peginterferon alfa-2a. [2,8,10-12]

Efek Samping

Efek samping telbivudin dapat derajat ringan, sedang, hingga fatal. Studi de Fraga et all tahun 2020, dengan 3556 pasien yang mendapat terapi telbivudin,  menyebutkan efek samping yang sering terjadi pada penggunaan telbivudin adalah infeksi (28,2%), yaitu nasofaringitis. Terbanyak kedua adalah gangguan gastrointestinal dengan manifestasi diare (17,6%), diikuti dengan kelainan laboratorium (15,1%), sistem saraf (11%), dan keluhan umum lainnya (9,3%). [2,3,11]

Kelainan laboratorium yang paling sering dilaporkan adalah peningkatan kreatinin kinase. Ying et all dalam laporannya pada tahun 2018 mencantumkan bahwa telbivudin lebih meningkatkan serum kreatinin fosfokinase hingga 7 kali dari nilai normal dalam 2 tahun terapi, jika dibandingkan dengan lamivudin.[3,11,12]

Efek samping penggunaan telbivudin yang pernah dilaporkan adalah:

  • Sistem saraf: sefalgia, pusing
  • Sistem respirasi: nasopharingitis, batuk
  • Sistem gastrointestinal: diare, mual, nyeri abdominal, peningkatan serum amilase dan lipase
  • Sistem hepatobilier: peningkatan serum SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) dan SGPT (serum glutamic pyruvic transaminase)
  • Sistem integumen: ruam
  • Sistem muskuloskeletal: myalgia, atralgia, miopati, rabdomiolisis, dilaporkan miopati dapat muncul setelah mengonsumsi obat lebih dari 1 tahun dengan keluhan myalgia atau kelemahan otot.
  • Darah dan sistem limfatik: peningkatan kreatinin kinase, hiperbilirubinemia

  • Lainnya: fatigue, insomnia[2,3,11,12]

Kasus lain dilaporkan efek samping yang berpotensi bersifat fatal, yaitu eksaserbasi akut berat dari hepatitis, asidosis laktat, dan rabdomiolisis.[2,8,12]

Eksaserbasi Akut Hepatitis B

Eksaserbasi akut hepatitis B dapat terjadi selama atau setelah pengobatan dengan telbivudin, dapat bersifat ringan hingga berat. Eksaserbasi yang muncul pada awal terapi telbivudin biasanya bersifat ringan, dan tidak menunjukkan gejala atau tanpa ikterik.[2,5]

Eksaserbasi akut hepatitis B juga dikaitkan dengan adanya resistensi terapi atau setelah pengobatan telbivudin dihentikan. Eksaserbasi hepatitis pada kasus tersebut bersifat berat dengan kondisi peningkatan serum SGPT, gagal hati akut, hingga kematian. Oleh karena itu, pasien yang telah menyelesaikan pengobatan dan menghentikan terapi telbivudin harus selalu dimonitor tanda dan gejala eksaserbasi akut pasca penghentian terapi [2,5]

Asidosis Laktat

Asidosis laktat dilaporkan menjadi efek samping fatal terapi telbivudin, tetapi jarang terjadi. Asidosis laktat terjadi karena toksisitas mitokondria, di mana telbivudine selain menghambat polimerase virus hepatitis B juga menghambat polimerase DNA mitokondria sehingga terjadi disfungsi replikasi mitokondria. Hal ini mengakibatkan rendahnya adenosin trifosfat (ATP) dan akumulasi asam laktat sehingga terjadi asidosis laktat.[2,10,12]

Gejala awal berupa mual, muntah, nyeri perut, dan akan berkembang menjadi takipnea dan hipoksia. Asidosis laktat dapat disertai dengan komplikasi gagal ginjal akut, gagal hati, gangguan koagulopati, kejang, aritmia, hingga kematian. Kejadian ini dapat terjadi pada terapi telbivudin sebagai monoterapi atau kombinasi.

Ying et al melaporkan pasien dengan asidosis laktat saat mengkonsumsi telbivudin kombinasi dengan tenofovir. Diduga tenofovir menjadi pencetus asidosis laktat pada pasien yang juga mendapat terapi telbivudin.[2,10,12]

Rabdomiolisis

Rabdomiolisis akibat telbivudin merupakan kasus yang jarang terjadi (3−27%), tetapi dapat bersifat sangat fatal. Rabdomiolisis ditandai dengan kerusakan striae sel otot yang menyebabkan hilangnya sebagian besar ion potasium, mioglobin, dan kreatinin fosfokinase.[2,10,12]

Gejala awal bersifat tidak spesifik, seperti malaise, lemah, dan hipotonus otot. Manifestasi klinis yang paling penting adalah myoglobinuria, dilihat dari warna urin kehitaman dan tingginya berat molekul urin (>1.025).  Rabdomiolisis dapat berkembang menjadi gagal ginjal akut hingga kematian.[2,10,12]

Ying et al melaporkan pasien rabdomiolisis akibat mengkonsumsi telbivudin kombinasi dengan tenofovir. Diduga tenofovir menjadi pencetus rabdomiolisis, sehingga diperlukan pengawasan ketat.[2,10,12]

Neuropati Perifer

Neuropati perifer pada pasien yang mendapat terapi telbivudin akan meningkat jika pasien mendapat terapi kombinasi telbivudin dengan peginterferon alfa-2a. Studi Marcellin et al menunjukkan sebesar 14% pasien mengalami neuropati perifer akibat terapi kombinasi telbivudin dan peginterferon alfa-2a, tetapi kejadian ini jarang terjadi jika diberikan telbivudin sebagai monoterapi. 2,10]

Interaksi Obat

Telbivudin berinteraksi dengan obat yang mempengaruhi fungsi ginjal, seperti aminoglikosida, loop diuretik, vankomisin, dan amphotericin B. Interaksi telbivudin dengan obat-obat tersebut akan merubah konsentrasi dalam plasma, tidak diketahui apakah akan meningkatkan atau menurunkan konsentrasi plasma.[2,8]

Selain itu, telbivudin dapat meningkatkan risiko miopati jika berinteraksi dengan obat seperti anti jamur golongan azole, siklosporin, kortikosteroid, eritromisin, golongan fibrat, penisilamin, dan zidovudin.[2,8]

Ying et all dalam melaporkan kasus asidosis laktat pada pasien yang diberikan telbivudin bersamaan dengan tenofovir. Telbivudin juga berpotensi fatal jika diberikan bersama dengan peginterferon alfa-2a. Studi Marcellin et al menunjukan interaksi antara telbivudin dengan peginterferon alfa-2a dan meningkatkan kejadian neuropati perifer.[2,10,12]

Referensi

2. FDA. Tyzeka (telbivudine). 2006. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/022011s013lbl.pdf
3. Pionas. Telbivudin. http://pionas.pom.go.id/sites/default/files/obat_baru/Sebivo.pdf
5. Bethesda. Telbivudine. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK548766/
8. Mims Indonesia. Telbivudine. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/telbivudine?mtype=generic
10. Marcellin P, Wursthorn K, Wedemeyer H, Chuang WL, Lau G, Avila C, et al. Telbivudine plus pegylated interferon alfa-2a in a randomized study in chronic hepatitis B is associated with an unexpected high rate of peripheral neuropathy. Journal of Hepatology. 2015;62(1): p.41-7. DOI: 10.1016/j.jhep.2014.08.021.
11. de Fraga RS., Van Vaisberg V., Mendes LCA., Carrilho FJ., and Ono SK. Adverse Event of nucleus(t)ide Analog for Chronic Hepatitis B: a Systematic review. Journal of Gastroenterology. 2020; 55(5): 496-514. doi: 10.1007/s00535-020-01680-0.: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7188775/
12. Ying Y., Hu YK., Jin JL., Zhang JM., Zhang WH., Huang YX. Case report: lactic acidosis and rhabdomyolysis during telbivudine and tenofovir treatment for chronic hepatitis B. BMC Gastroenterology. 2018;18(45). DOI: https://doi.org/10.1186/s12876-018-0773-3.

Indikasi dan Dosis Telbivudin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Manajemen Hepatitis B pada Populasi Khusus
    Manajemen Hepatitis B pada Populasi Khusus
  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
    Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C
    Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 April 2025, 06:44
Apakah pasien hepatitis B harus diterapi seumur hidup?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya. Apakah terapi pd pasien hepatitis b harus diberikan seumur hidup?Jika tidak, kapan kita bisa stop untuk terapi hepatitis b...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:10
Tatalaksana mual pada Pasien post HD dengan HbSAg positif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter..Izin bertanya, saya ada pasien perempuan usia 65th, datang dengan keluhan sesak nafas, perut rasa begah, mual dan demam. Pasien post HD 1 hari...
Anonymous
Dibalas 13 Juni 2024, 08:56
Terapi Hepatitis B apakah harus seumur hidup?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Untuk terapi hepatitis biasanya berlangsung berapa lama? Apakah penderita harus minum obat seumur hidup? Kemudian kapan kita bisa cek...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.