Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Telbivudin
Penggunaan telbivudin pada wanita hamil tidak terbukti teratogenik, sehingga dapat digunakan. Sedangkan penggunaan pada ibu menyusui harus dipertimbangkan karena belum cukup penelitian penggunaan telbivudin pada wanita menyusui.[2,3,6,8,13]
Penggunaan pada Kehamilan
Food and Drug Administration (FDA) memasukan telbivudin ke dalam kategori B. Pada studi pada hewan percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.[2,8]
Sedangkan berdasarkan Therapeutic Goods Administration (TGA), telbivudin masuk kategori B2. Penggunaan telbivudin pada wanita hamil sangat terbatas, dan tidak ditemukan malformasi atau efek membahayakan pada janin secara langsung maupun tidak langsung. Bukti dari penelitian pada hewan tidak adekuat dan kurang, tetapi dari data yang tersedia tidak menunjukkan adanya efek membahayakan pada janin.[6]
Oleh karena itu, telbivudin dapat diberikan pada ibu hamil dengan hepatitis B kronis. Telbivudin menjadi pilihan pengobatan hepatitis B pada populasi khusus, yaitu kehamilan.[2,8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak diketahui apakah telbivudin disekresi dalam ASI, karena terbatasnya penelitian sehingga wanita menyusui tidak disarankan mengkonsumsi telbivudin. Dari penelitian pada hewan percobaan, telbivudin disekresikan ke dalam susu tikus.[2,3,13]
Bayi yang lahir dari ibu penderita hepatitis B harus menerima hepatitis B immunoglobulin (HBIG) dan vaksin hepatitis B dalam 12 jam setelah lahir. Ibu dengan hepatitis B tetap dianjurkan untuk memberikan ASI setelah bayinya mendapatkan pencegahan hepatitis B.[2,3,13]