Efek Samping dan Interaksi Obat Tenofovir
Efek samping tenofovir yang berpotensi fatal adalah terjadinya asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis. Interaksi obat tenofovir dapat berupa peningkatan atau penurunan konsentrasi obat dan risiko nefrotoksisitas. [3,6]
Efek Samping
Asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis adalah efek samping tenofovir yang berpotensi fatal. Meski demikian, efek samping ini jarang terjadi, termasuk jika tenofovir digunakan dalam kombinasi dengan obat antiretroviral lain.[3,6,8]
Efek samping tenofovir yang paling umum terjadi antara lain ruam, diare, nyeri kepala, nyeri, depresi, asthenia, dan mual.[4,6]
Efek samping lain dari penggunaan tenofovir antara lain:
- Gangguan gastrointestinal: anoreksia, nyeri abdomen, distensi abdomen, dispepsia, muntah
- Gangguan renal: nefritis, diabetes insipidus nefrogenik, tubulopati renal proksimal, gagal ginjal
- Lainnya: kelelahan, hipofosfatemia, peningkatan transaminase, hepatitis, nyeri tulang, osteomalasia, kelemahan otot, dan miopati[3,4,8,11]
Interaksi Obat
Penggunaan tenofovir dengan obat lain dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi plasma, penurunan konsentrasi plasma, atau peningkatan risiko nefrotoksisitas
Meningkatkan Konsentrasi Plasma
Penggunaan tenofovir secara bersamaan dengan atazanavir dapat meningkatkan konsentrasi tenofovir.[3,6]
Penggunaan bersamaan tenofovir dengan lopinavir-ritonavir telah terbukti meningkatkan konsentrasi tenofovir. Namun, mekanisme interaksi tersebut tidak diketahui. Pasien yang menerima lopinavir-ritonavir dan tenofovir memerlukan pemantauan terkait efek samping.
Penggunaan bersamaan tenofovir dengan didanosine harus dilakukan dengan hati-hati karena konsentrasi maksimum dan area under the curve (AUC) dari didanosine dapat meningkat secara signifikan.[6]
Menurunkan Konsentrasi Plasma
Penggunaan tenofovir dengan atazanavir dapat menurunkan konsentrasi atazanavir dalam darah. Ketika diberikan bersamaan dengan tenofovir, maka atazanavir 300 mg harus diberikan dengan ritonavir 100 mg.
Selain itu, dalam pengobatan infeksi hepatitis B kronik, tenofovir tidak diperkenankan diberikan dalam kombinasi dengan adefovir dipivoxil karena efek terapeutik akan berkurang.[3,6]
Meningkatkan Risiko Nefrotoksisitas
Berdasarkan farmakokinetik dari tenofovir, diketahui bahwa eliminasi secara utama terjadi di ginjal. Penggunaan bersamaan tenofovir dengan obat-obatan yang menurunkan fungsi ginjal dapat meningkatkan konsentrasi tenofovir dalam darah dan meningkatkan risiko nefrotoksisitas. Contoh obat-obatan ini adalah cidofovir, acyclovir, valacyclovir, gancyclovir, valgancyclovir, dan aminoglikosida.[3,6]