Kontraindikasi dan Peringatan Tenofovir
Kontraindikasi absolut tenofovir adalah pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap tenofovir dan komponen lain di dalam sediaan obat.
Peringatan penggunaan tenofovir adalah terkait kemungkinan terjadinya asidosis laktat, hepatomegali berat dengan steatosis, serta eksaserbasi akut derajat berat dari hepatitis B.[3,4,6]
Kontraindikasi
Tenofovir dikontraindikasikan secara absolut pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas. Selain itu, penggunaan tenofovir juga dikontraindikasikan pada ibu menyusui karena diketahui bahwa tenofovir diekskresikan dalam ASI. Meski demikian, efek tenofovir terkait produksi ASI dan bayi yang menyusu belum diketahui secara pasti.[3,4,6]
Peringatan
Beberapa peringatan yang perlu diperhatikan pada penggunaan tenofovir antara lain terkait risiko asidosis laktat dan hepatomegali berat.
Asidosis Laktat dan Hepatomegali Berat dengan Steatosis
Penggunaan analog nukleosida, termasuk tenofovir, dalam kombinasi dengan obat antiretroviral lain telah dilaporkan menyebabkan terjadinya asidosis laktat dan hepatomegali berat dengan steatosis. Obesitas dan paparan nukleosida berkepanjangan dapat menjadi faktor risiko. Kebanyakan kasus terjadi pada jenis kelamin perempuan.
Penatalaksanaan dengan tenofovir harus ditunda jika terdapat temuan klinis atau laboratorium yang menunjukkan asidosis laktat atau hepatotoksisitas yang nyata.[6]
Eksaserbasi Akut Derajat Berat dari Hepatitis B Setelah Penghentian Terapi
Pemeriksaan untuk menentukan keberadaan infeksi virus hepatitis B kronis (HBV) harus dilakukan sebelum atau saat terapi tenofovir. Penghentian terapi anti-HBV, termasuk tenofovir, telah dikaitkan dengan eksaserbasi akut berat dari hepatitis B.
Pemantauan perlu dilakukan secara ketat dengan tindak lanjut klinis dan laboratorium selama setidaknya beberapa bulan setelah menghentikan terapi tenofovir. Eksaserbasi hepatitis pasca pengobatan dapat menyebabkan dekompensasi hati dan gagal hati.[6]
Gangguan Ginjal Awitan Baru atau Perburukan
Gangguan ginjal, termasuk gagal ginjal akut dan sindrom Fanconi, telah dilaporkan pada penggunaan tenofovir. Pada dasarnya, tenofovir dieliminasi oleh ginjal sehingga direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan klirens kreatinin sebelum memulai dan selama terapi tenofovir.[6]
Penurunan Kepadatan Mineral Tulang
Dalam uji klinis terhadap pasien HIV dewasa yang menggunakan terapi tenofovir, didapatkan sedikit penurunan yang lebih besar pada kepadatan mineral tulang dan peningkatan penanda biokimia dari metabolisme tulang. Uji klinis dengan hasil serupa juga ditemukan pada pasien pediatrik.[6,9]
Immune Reconstitution Syndrome
Immune Reconstitution Syndrome telah dilaporkan pada pasien terinfeksi HIV-1 dengan terapi antiretroviral kombinasi, termasuk tenofovir. Gangguan autoimun juga telah dilaporkan dapat terjadi saat pemulihan kekebalan. Gangguan autoimun ini termasuk Graves' disease, polimiositis, dan sindrom Guillain-Barre.[6]